Covid di Indonesia Masuk Tahapan Kritis

Berikut Saran Epidemiologi Unsoed

Ahli Epidemologi Yudhi Wibowo,M.PH

PURWOKERTO –  Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan 27.913 kasus baru yang terkonfirmasi positif. Ini rekor tertinggi penambahan kasus harian selama pandemi. Kasus kematian juga bertambah sebanyak 493 kasus dalam sehari.

Selanjutnya Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebut Indonesia telah memasuki gelombang kedua kenaikan kasus Covid-19. Dampak gelombang kedua ini terasa setelah angka kematian akibat Covid-19 meningkat.

Para tenaga kesehatan mulai kewalahan karena antrean pasien seakan tak pernah berhemti. Diharapkan penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat di wilayah Jawa dan Bali memberikan penurunan angka penularan Covid-19.

Target ini sepatutnya didukung penguatan pemeriksaan, pelacakan, dan perawatan, ungkap Koordiator Sistem Informasi Unsoed Ir.Alief Einstein,M.Hum. saat mendampingi pemaparan Dosen Fakultas Kedokteran Unsoed dr.Yudhi Wibowo,M.PH.

Ahli Epidemiologi Lapangan / Field Epidemiology Fakultas Kedokteran Unsoed dr.Yudhi Wibowo,M.PH. memaparkan bahwa saat ini situasi pandemi Covid-19 di Indonesia dalam kondisi kritis, Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

Hal ini ditandai dengan lonjakan kasus baru harian dan jumlah kematian. Kondisi ini disebut serangan gelombang ke-2 pandemi.

Oleh karena itu, pemerintah telah merespon dengan kebijakan PPKM Darurat khususnya untuk Jawa-Bali.

Ini merupakan perang sesungguhnya melawan musuh yang tidak kasat mata yang terus bermutasi.

Menurut ahli Epidemologi Yudhi Wibowo,M.PH. yang juga Tim Ahli Satgas Covid-19 PemKab Banyumas tetap bisa dikalahkan dengan sikap dan perilaku kita yaitu masyarakat untuk:

1. Tetap tenang, tidak perlu takut dan panik berlebihan namun harus bersikap lebih waspada dan lebih mawas diri.

2. Tingkatkan tindakan dengan prinsip:
a). AMAN yaitu lindungi diri dengan lebih disiplin Prokes 5 M. Gunakan masker sesuai standar dengan benar terutama di ruang tertutup atau saat keluar rumah yang berpotensi akan berinteraksi dengan banyak orang.

Akan lebih baik lagi jika menggunakan masker dobel (sisi dalam masker bedah + sisi luar masker kain minimum 2 lapis).

Menjaga jarak aman mininum 2 m, sering mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas serta menghindari makan bersama.

b). IMAN : setelah ikhtiar dengan cara AMAN, maka bertawakalah kepada Tuhan YME. Perteguh keimanan kita dan semakin mendekat kepada sang pencipta.

c). IMUN, yaitu jaga kondisi badan dalam keadaan fit dengan cara relaksasi, berpikir positif, cukup istirahat, makan bergizi, tetap menjaga hubungan sosial serta paling penting mampu memilih dan memilah informasi yang benar atau valid dari media sosial, jika tidak bisa memilih dan memilah informasi dari media sosial maka lebih baik menghindari media sosial.

Karena sumber unformasi yang tidak benar (hoax) bisa menyebabkan kebingungan, ketakutan, dan kepanikan berlebihan. Infodemik jauh lebih berbahaya dari pandemi itu sendiri.

3. Masyarakat harus bisa mengenali gejala sedang Covid-19, untuk segera datang ke RS. Gejala sedang misalnya mulai terasa nafas pendek, tanda delirium karena otak kekurangan oksigen.

4. Masyarakat yang belum vaksin, untuk segera vaksin sesuai program pemerintah. Akselerasi vaksinasi sangat penting dan butuh kerjasama masyarakat. Agar segera tercapai min 70℅ jumlah penduduk sebagai batas min herd immunity. ( Saw)

Beri komentar :
Share Yuk !