PURWOKERTO – Menjelang akhir Mei hingga Oktober 2023, Indonesia diperkirakan akan dilanda cuaca panas ekstrem yang berkepanjangan. Dalam bincang-bincang dengan dosen Fakultas Kedokteran Unsoed, Dr. Ismiralda Oke Putranti, Sp.KK, diungkapkan bahwa kondisi ini tidak hanya memberikan dampak buruk pada lingkungan, tetapi juga pada kesehatan kulit.
Suhu panas yang tinggi dan berkepanjangan menyebabkan paparan sinar UV semakin tinggi dan lama, sehingga kulit dapat mengalami dehidrasi dan menjadi kering, bersisik, gatal bahkan pecah-pecah. Selain itu, panas juga dapat meningkatkan produksi keringat dan minyak pada kulit yang dapat menyebabkan sumbatan pada pori-pori, dan menimbulkan biang keringat dan jerawat.
Paparan sinar matahari yang berlebihan juga meningkatkan risiko sunburn, penuaan dini, dan terjadinya keganasan kulit. Beberapa penyakit kulit seperti rosasea, polymorphic light eruption (PMLE), psoriasis, dermatitis seboroik, dan lupus eritematosus, juga dapat diperparah dengan cuaca panas dan paparan sinar matahari yang berlebihan.
Dokter Oke memberikan beberapa tips untuk melindungi kulit dari dampak cuaca panas ekstrem, yaitu:
Minum air untuk menjaga terhidrasi dengan baik.
Menggunakan pelembab untuk mencegah kulit menjadi kering dan bersisik.
Menggunakan sunscreen spektrum luas dengan SPF minimal 30 dan diulang 3-4 jam sekali atau setelah beraktivitas berkeringat/terkena air.
Menghindari sinar matahari langsung dan mencari tempat teduh.
Menggunakan pakaian pelindung seperti baju yang longgar dan menutupi lengan dan tungkai serta topi yang lebar dan kacamata gelap untuk melindungi wajah dan mata dari matahari.
Mandi dengan air dingin untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil dan mencegah pembentukan keringat.
Bila terjadi keluhan kulit akibat paparan sinar matahari, segera konsultasikan ke dokter Sp.KK atau Sp.DV terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jadi, selalu jaga kesehatan kulit Anda dari dampak cuaca panas ekstrem dengan cara yang tepat dan benar.
