Ekonomi Bisnis Pesantren Perkuat Ekosistem Keuangan Syari’ah

PROGRAM SOSIAL : Bank Indonesia melalui Program Sosial Bank Indonesia (atau PSBI) memberikan bantuan berupa sarana edukasi digital economy pondok pesantren kepada Pondok Pesantren At Taujieh Al Islamy Kabupaten Banyumas.

BANYUMAS – Keberadaan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) menjadi langkah nyata mewujudkan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia.

Saat ini terdapat 24 Hebitren di Banyumas raya yang berkomitmen mengembangkan ekonomi syariah.

Bank Indonesia melihat hal tersebut sebagai salah satu potensi dalam pengembangan ekonomi
dan keuangan syariah (eksyar) di Indonesia.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung mengungkapkan, dengan strategi pengembangan yang tepat, eksyar
diyakini dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang luar biasa bagi Indonesia.

Pada kesemparan Sarasehan Pesantren dan Pembukaan Mukerda HEBITREN Banyumas tanggal 19
Februari 2023, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung menyebutkan ada lima hal yang menjadi fokus utama Bank Indonesia dalam pengembangan eksyar.

Pertama aspek ekosistem
halal yang perlu dikembangkan melalui penguatan kapasitas pelaku dan model bisnis syariah.

Penguatan aspek kelembagaan, maupun penguatan infrastruktur pendukung utamanya
akselerasi proses sertifikasi halal melalui self declare oleh Halal Center Universitas Jenderal
Soedirman.

Kedua, aspek keuangan syariah perlu dikembangkan melalui penciptaan inovasi kebijakan dan instrumen pasar keuangan. Itu sebagai alternatif skema pembiayaan syariah serta
untuk mengintegrasikan keuangan komersial dan sosial syariah.

Inisiatif yang perlu dilakukan
bersama-sama seperti pengembangan blended finance melalui integrasi keuangan komersial
dan sosial syariah maupun tindak lanjut UU P2SK yang memberikan penguatan kepada Perbankan Syariah.

Ketiga, aspek penguatan halal lifestyle. Bank Indonesia konsisten menyelenggarakan
ISEF sebagai strategic integrator untuk kegiatan business coaching dan business matching guna
mendorong peningkatan sektor ekonomi dan keuangan syariah.

Keempat, aspek digitalisasi
dimana peran teknologi digital sebagai game changer harus diperkuat untuk mengakselerasi
ekonomi dan keuangan syariah.

Program seperti halal traceability dengan menggunakan teknologi blockchain dari hulu ke hilir maupun perluasan digitalisasi dalam ZISWAF terus dilakukan sebagai wujud komitmen Bank Indonesia mengembangkan eksyar dalam perannya sebagai regulator, akselerator, dan inisiator.

Digitalisasi juga dapat diadopsi oleh rekan-rekan pesantren dalam wadah HEBITREN baik pada lini produksi unit bisnisnya.

Selanjutnya, pada kesempatan kali ini Bank Indonesia melalui Program Sosial Bank Indonesia (atau PSBI) turut memberikan bantuan berupa sarana edukasi digital economy pondok pesantren kepada Pondok Pesantren At Taujieh Al Islamy Kabupaten Banyumas.

Serta bantuan berupa sarana dan prasarana bengkel kendaraan bermotor “Hebi Motor” kepada HEBITREN Banyumas Raya.

Hal ini sejalan dengan fokus terakhir atau kelima kunci sukses dalam
pengembangan eksyar yaitu sinergi dan kolaborasi dimana pengembangan eksyar bersifat
multidimensi sehingga diharapkan semua stakeholder termasuk pesantren melalui wadah
HEBITREN dapat bersinergi dan berkolaborasi.

Beri komentar :
Share Yuk !