PURWOKERTO – Munculnya fenomena penagihan Debt Kolektor pinjaman online semakin marak dan meresahkan.
Debt collectors tersebut juga melakukan tindakan tindakan yang dinilai berlebihan. Bahkan ada pula beberapa kasus yang sebenarnya sudah lunas tetapi masih ditagih.
Hal itu terungkapkan dalam Diskusi bersama OJK Purwokerto, pada Rabu 27 September 2023.
Nanang salah peserta diskusi dari Detajakteng mengungkapkan, masyarakat di desa desa saat ini resah dengan maraknya Dept Colektor Pinjol.
” Saat ini banyak masyarakat yang resah oleh aksi Dept Colektor Pinjol, terutama masyarakat di pedesaan, ” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menanyakan keamanan data nasabah yang bisa bocor dan tersebar luas.
Menanggapi hal tersebut Kepala OJK Purwokerto Riwin Mihardi mengungkapkan, jika ditemukan adanya perilaku yang berlebihan maka bisa dilaporkan ke OJK.
” Jika perilaku tidak mencerminkan etika dan berlebihan maka laporkan saja, nanti kita akan panggil dan evaluasi, ” Terangnya.
Terkait kebocoran data nasabah, hal itu tidak dibenarkan. Sebab sudah tertuang dalam aturan POJK, agar data pribadi tidak boleh disebar.
Secara resmi itu tidak boleh, jika ada lembaga keuangan yang terbukti melakukan hal itu maka akan disanksi.
Hanya saja, saat ini tidak bisa diketahui kebocoran tersebut berasal dari mana.
Riwin juga berpesan agar kita wajib menjaga data pribadi kita masing-masing. Misalnya dengan mengabaikan SMS atau WA atau link yang mencurigakan.
” Jika curiga berbahaya maka, jangan di klik, sebab itu bisa saja aplikasi yang mencuri data pribadi kita, ” terangnya.
Perlindungan data pribadi memang kurang ideal, maka semaksimal mungkin harus lakukan proteksi.
Jangan bikin PIN sesuai tanggal lahir, atau menyimpan PIN di Note HP.
Diskusi bersama OJK membahas berbagai hal, termasuk potret pertumbuhan bisnis perbankan, asuransi dan saham.
Terungkap pula, NPL debitur yang meningkat setelah program restrukturisasi dicabut.
.
Kenaikan NPL juga mencerminkan situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi Covid 19.
