FIBK UMP Gelar Konferensi Internasional Sastra dan Linguistik (Isolling) 2022

 
Fakultas Ilmu Budaya dan Komunikasi (FIBK) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) gelar ISOLLING: Call for Paper dengan tema “Literature as the Sources and Products: Unlimited Creativities in Metaverse Era”. acara tersebut diadakan secara daring pada 19 July 2022 kemarin.
 
Ketua panitia Titik Wahyuningsih SS M Hum mengatakan sebelumnya konferensi internasional yang dilakukan fakultas berfokus pada tema pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Untuk itulah, fakultas menambah satu penyelenggaraan seminar internasional yang berfokus pada kajian sastra dan linguistik.
 
“Sebelumnya kami mengadakan konferensi internasional lain di bidang pengajaran bahasa Inggris, sementara diwaktu lain berdiskusi tentang sastra dan linguistik. Konferensi ini juga untuk memperingati hari ulang tahun fakultas sastra yang sekarang telah berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya dan Komunikasi,” katanya.
 
Lebih lanjut Titik menyampaikan bahwa diskusi ini tidak hanya akan berhenti di sini melainkan dipublikasikan agar dibaca oleh akademisi di seluruh dunia.
 
“Saya melihat acara hari ini menjadi fase penting dimana kita akan saling mendukung. Banyak tantangan yang lebih baik terutama dalam kehidupan kita selama era metaverse ini dan saya juga percaya bahwa diskusi tidak akan berhenti di sini karena beberapa ide akan dipublikasikan di jurnal terkemuka di prosiding dan akan dibaca oleh akademisi di seluruh dunia,” jelasnya.
 
Wakil Rektor 1 Ir. Aman Suyadi, M.P. menyampaikan bahwa iSoLLing 2022 sebagai fasilitas para peneliti untuk berdiskusi mengenai perkembangan sastra.
 
“ISoLLing 2022 merupakan forum akademik yang penting untuk memfasilitasi para peneliti internasional untuk bertemu, berbagi dan membahas perkembangan sastra, linguistic, dan pengajaran bahasa Inggris,” katanya.
 
Lebih lanjut Aman berharap dengan adanya diskusi ini dapat meningkatkan kreativitas. “Dengan tema Literature as the Sources and Products: Unlimited Creativities in Metaverse Era diharapkan dapat meningkatkan potensi  kita untuk mencapai kreativitas dan inovasi tak terbatas dalam era metaverse,” katanya.
 
Sementara itu, Khristianto, S.S., M. Hum. Dosen Program Studi Sastra Inggris, sekaligus pembicara membawakan materi berjudul “True Crime Story on YouTube: Digitality and “Lite”(rature) Boundary”.
 
Dalam pemaparannya ia menyimpulkan bahwa True crime story itu adalah narasi dan non-fiksi. “TCS adalah sebuah narasi itu non-fiksi. Fungsi utamanya adalah untuk menghibur dan kehadirannya sebagai bacaan yang baik menjadikannya semacam sastra karena ceritanya faktual. Kebenaran dari seluruh informasi cerita dapat dipertanyakan keabsahannya namun sebagai karya sastra seperti melalui cerita kriminal dapat menjadi potensi baru untuk dianalisis bagi mahasiswa sastra,” pungkasnya. (Frm/Tgr)

Beri komentar :
Share Yuk !