Mahasiswa PMM UMP Kunjungi Situs Sejarah di Banyumas Guna Perkuat Kebinekaan

BANYUMAS – Pada tahun akademik 2022 ini ada pemandangan yang berbeda di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Semester gasal tahun 2022-2023, UMP kedatangan 89 mahasiswa dari seluruh universitas yang ada di Indonesia. Kedatangan mereka guna melaksanakan inbound dalam pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 2 UMP untuk belajar selama satu semester yang diselenggarakan kementerian pendidikan dan kebudayaan.

Pada Minggu (4/12) mahasiswa PMM 2 UMP yang didampingi oleh dosen modul nusantara dan mentor melaksanakan kunjungan ke beberapa tempat bersejarah di wilayah karesidenan Banyumas.

Koordinator PMM dan Dosen Modul Nusantara, Titik menjelaskan kegiatan PPM ini bertujuan untuk merasakan atmosfer berkuliah di UMP. Selain itu mahasiswa ini juga mendapatkan suplemen pengetahuan dan pengalaman untuk merasakan keberagaman budaya Banyumas.

Adapun tempat yang dikunjungi antara lain Museum Wayang Banyumas, Benteng Van Der Wijck dan Goa Jatijajar. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengenalkan warisan budaya dan situs sejarah.

Kunjungan pertama menuju museum bersejarah Wayang Sendang Mas yang ada di Banyumas.

Mahasiswa PMM UMP Kunjungi Situs Sejarah (1)
Mahasiswa PMM 2 UMP melaksanakan kunjungan ke beberapa tempat bersejarah di eks Karesidenan Banyumas.

Museum Wayang Banyumas ini menyimpan berbagai koleksi wayang. Wayang yang dipajang di museum Wayang Sendang Mas di antaranya wayang gagrag Banyumasan, Surakarta, Yogyakarta, pesisiran, wayang purwa, wayang beber dan wayang kancil.

Museum ini terletak di komplek pusat pemerintahan Banyumas tempo dulu yang berlokasi di Kecamatan Banyumas yang berjarak 15 km arah timur dari kota Purwokerto. Selain wayang, museum ini juga menyimpan koleksi benda-benda purbakala.

Kunjungan kedua dilakukan dilakukan di Benteng Van Der Wijck. Berdasarkan catatan sejarah, benteng ini merupakan benteng pertahanan Hindia Belanda yang dibangun pada abad ke 18. Benteng ini terletak di Gombong, sebelah barat ibukota Kabupaten Kebumen atau lebih tepatnya di Jalan Sapta Marga, Sidaya, Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Kegagahan bangunan Benteng ini terlihat dari arsitekturnya yang berbentuk segi delapan, dimana dulunya menjadi tempat para prajurit-prajurit pada masa Hindia-Belanda. Di area Benteng Van der Wijck juga bisa melihat gedung pertemuan Diponegoro Hall.

Destinasi tempat kunjungan yang terakhir adalah Goa Jatijajar. Goa ini merupakan situs geologi yang terletak di kabuaten Kebumen, Jawa Tengah.

Goa Jatijajar di temukan pada tahun 1802 oleh seorang petani, kemudian Goa jatijajar dijadikan sebagai objek wisata sejarah mulai dari tahun 1975 dengan berbagai pengembangan pembangunan fasilitas. Salah satu daya Tarik yang menjadi keunggulan dari Goa Jatijajar ialah stalagtit dan stalagmit yang terdapat di sepanjang goa. Stalagtit dan stalagmit adalah batuan yang terbentuk di dalam gua secara alami melalui reaksi dan endapan air hujan dengan batu kapur.

Titik menjelaskan bahwa kunjungan yang dilakukan merupakan cara untuk mengenalkan kepada mahasiswa PMM 2 UMP tentang situs sejarah yang ada di Jawa Tengah khususnya Karesidenan Banyumas dari masa lampau hingga masa sekarang. “Ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan keberagaman budaya di Jawa Tengah,” kata dia

Dirinya berharap dari kunjungan ini mahasiswa dari luar mendapatkan informasi mengenai identitas dan sejarah khsusnya Banyumas dan umumnya Jawa Tengah serta keragaman budaya masyarakat Banyumas yang pluralistis.

Terakhir, seluruh dosen modul nusantara menyampaikan bahwa, selain mengikuti proses akademik lewat perkuliahan di dalam kelas, mahasiswa PMM 2 UMP juga mendapatkan kegiatan di luar kampus yang salah satunya melalui pendekatan objek wisata maupun objek yang memiliki nilai sejarah. Sehingga memberikan makna mendalam bahwa sebagai generasi muda, kita wajib mengenal dan mempelajari serta maningkatkan wawasan sejarah, agar kita mampu mengambil hikmah dari seluruh kejadian dan warisan di masa lampau. (rls)

Beri komentar :
Share Yuk !