Mahasiswa UMP Ciptakan Sabun Cuci Tangan berbahan Limbah Pelepah Pisang Ambon

Alternatif Sabun Antibakteri dan Ramah Lingkungan

BANYUMAS- Masa pandemi bukanlah alasan bagi mahasiswa untuk tidak berinovasi. Demikian yang dipahami oleh tim Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Esakta (PKM-RE) Program Studi Teknik Kimia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).

Kelompok yang diketuai oleh Ramah Falah Maulidina, Novi Astuti dan Riska Anisa Wahyadi ini menjadi salah satu tim PKM-RE UMP yang berhasil memperoleh pendanaan dari Kementerian Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Tahun 2021.

Tema yang diangkat oleh tim PKM-RE ialah produksi sabun cuci tangan anti bakteri dan ramah lingkungan dari bahan alam.

Pemilihan tema produksi sabun dari limbah organik didasarkan pada fakta bahwa semenjak Pandemi Covid-19 jumlah permintaan sabun cuci tangan terus melonjak, bahkan sempat terjadi kelangkaan stok di pertengahan hingga akhir tahun 2020.

Anjuran pemerintah untuk mencuci tangan dengan sabun, di satu sisi menekan penularan wabah Covid-19, namun di sisi lain terdapat potensi terjadinya pencemaran lingkungan akibat limbah sabun.

Melihat kedua kondisi tersebut, maka perlu alternatif bahan surfaktan alami yang ramah lingkungan dan memiliki sifat antiseptik.

Salah satu bahan alam yang memenuhi ketiga aspek tersebut adalah saponin dari pelepah pisang. Pemilihan objek penelitian berupa pelepah pisang ambon (Musa paradisiaca var. Sapientum L) dikarenakan selama ini pelepah pisang dianggap sebagai limbah yang belum termanfaatkan secara optimal.

Padahal, sebenarnya limbah pelepah pisang menyimpan berbagai senyawa bioaktif bermanfaat. Terlebih lagi, tanaman pisang merupakan salah satu komoditas unggulan Banyumas, sehingga bahan baku akan selalu ada sepanjang tahun.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh tim PKM-RE UMP ini, saponin diekstrak dari pelepah pisang ambon dengan pelarut organik. Saponin yang telah diperoleh selanjutnya dikarakterisasi dan diformulasikan menjadi sediaan sabun bersama bahan pendukung lain, seperti gliserin, parfum dan lain sebagainya.

Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa produk sabun yang diberi label “Bambino (Banana Midrib-Bio Hand Soap)” ini menunjukkan kesesuaian dengan karakteristik sabun cair cuci tangan yang diatur dalam SNI 2588:2017.

Selain itu, sediaan sabun juga memiliki sifat anti bakteri, dan nilai BOD serta COD telah memenuhi baku mutu sesuai PERMEN LHK Nomor 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

Melalui penelitian ini, Dini Nur Afifah, S.Si., M.Eng selaku dosen pembimbing memberikan harapannya.

“Semoga akan banyak mahasiswa Teknik Kimia yang tertarik melakukan penelitian di bidang pengolahan dan konversi limbah. Saat ini penanganan limbah tidak lagi sekadar untuk mencegah kerusakan lingkungan, tapi diarahkan pada produksi teknologi tepat guna.

Prototype sabun cuci tangan yang telah dihasilkan oleh Tim PKM-RE Teknik Kimia diharapkan dapat terus disempurnakan hingga nanti dapat dinikmati manfaatnya oleh khalayak umum, terutama saat masa Pandemi Covid-19,” jelasnya. (BKA)

Beri komentar :
Share Yuk !