Melihat Aktivitas Pembinaan Napi di Lapas Purwokerto

PRODUKSI SAPU : Sejumlah Napi di Lapas Kelas II-A Purwokerto sedang membuat sapu glagah.


Dilatih Berbagai Ketrampilan, Hingga program Deradikalisasi

PURWOKERTO – Suasana seram dan menakutkan di Lembaga Pemasyarakatan ( Lapas) rupanya tidak sepenuhnya benar. Bahkan kondisi di Lapas Kelas II- A Purwokerto saat ini sudah cukup representatif. Saat memasuki kawasan Lapas seluas empat hektar ini, pandangan pertama yang disuguhkan yakni, taman luas dan hijau, terdapat kolam dengan air terjun dan ikan hias.

Selain itu ada pula, failitas olah raga, seperti futsal, bola voly, tenis meja dan lainnya. di Lapas Purwokerto juga terdapat tempat ibadah untuk umat Hindu, Budha, Nasrani, Katolik dan Islam. Saat Banyumas Ekspres melihat lihat kawasn tersebut, bahkan cukup banyak napi yang sedang melaksanakan kegiatan produktif.

beberapa napi terlihat sedang memberi pakan, ikan lele dan gurame. ada pula yang sedang berkebun dan siap memanen tomat, pare, dan kacang. Disisi selatan taman, terdapat masjid, terlihat pula beberapa napi sedang persiapan mengikuti pengajian. Tidak hanya itu, terdapat pula ruang sidang, yang dilakukan secara online, sehingga napi tidak harus keluar dari lokasi tahanan.

Mengunjungi Lapas Kelas II A Purwokerto, Melihat pembinaan bagi para napi.

Kepala Lapas Kelas II Purwokerto Sugito mengungkapkan, upaya memberikan ketrampilan kepada warga binaan terus dilakukan. Tujuannya mereka mempunyai dapat keahlian, sehingga setelah bebas bisa memiliki keahlian yang bermanfaat untuk menopang hidup. Kegiatan tersebut salah satunya pembuatan sapu glagah. Sapu glagah dipilih karena memiliki kearifan lokal. bahan bahan bisa didapat di sekitar. Selain itu sapu glagah saat ini juga mulai punah.

“Pelatihan pembuatan sapu glagah, dilakukan sejak April, bekerjasama dengan dinas dari Pemkab Purbalingga yang mendatangkan insruktur untuk memberi pelatihan,” ungkapnya.

Sugito Kepala Lapas Kelas II A Purwokerto

Selain ketrampilan, para napi juga mendapat pembinaan kepribadian antara lain, siraman rohani, ceramah agama, baik untuk muslim, nasrani, katolik, dan budha. Siraman rohani bekerjasama dengan pondok pesantren, gereja, Kemenag Banyumas, dan UIN Saizu Purwokerto.

“Kami terus kembangkan potensi warga binaan, yang memiliki minat dan bakat, agar mengasah ketrampilannya di dalam lapas, ” ungkapnya.

Sementara itu penanganan napi teroris, secara rutin dari BNPT datang untuk melakukan pembinaan. dari tiga orang satu diantaranya sudah menyatakan Ikrar setia kepada NKRI. Napi tersebut juga mengikuti kegiatan ketrampilan yang dilaksanakan Lapas.

Ketrampilan yang sudah dilaksanakan, yaitu Budi daya perikanan. Selanjutnya akan dilakukan pelatihan las bekerjasama dengan BLK.

Secara umum Kapasitas di Lapas Purwokerto sebanyak 488 orang, saat ini dihuni 680 orang. ” Terjadi over kapasitas tetapi masih dalam batas kewajaran,” terangnya.

Petugas Menunjukkan hasil produksi sapu glagah dari para napi

Agus salah satu napi asal Grobogan mengaku, setelah mendapat pelatihan produksi sapu glagah, kini ia sudah bisa membuat lima hingg tujuh unit perhari. Ia mengaku senang bisa mendapat ketrampilan tersebut.

Salah satu napi teroris ini mengaku, jika background awalnya adalah pedagang. Kedepan dengan ketrampilan tersebut, ia yakin bisa memasarkan lebih luas. ” Kalo yang sudah senior bisa membuat 15 unit, jika keluar kelak, ini bisa menjadi salah satu usaha yang saya tekuni,” terangnya. (saw)

Beri komentar :
Share Yuk !