Pasar Manis dan 4 Obyek Wisata di Banyumas Mulai Terapkan QRIS

PURWOKERTO- Pasar Manis dan empat objek wisata di Banyumas jadi proyek percontohan penerapan Quick Respon Indonesia Standar ( QRIS). Penerapan QRIS atau sistem transaksi nontunai melalui transaksi digital tersebut dinilai semakin efektif dan efisien. Apalagi di Banyumas saat ini sudah 23 ribu merchant yang memanfaatkan QRIS

 

Penerapan QRIS sebagai perangkat transaksi pembayaran non tunai perlu didukung dengan aturan dan penekanan. Hal itu supaya penerapan QRIS bisa maksimal dan dilaksanakan diberbagai sektor.

Hal itu diungkapkan Bupati Banyumas Ir Ahmad Husein dalam kesempatan peresmian Digitalisasi Transaksi Pembayaran Implementasi QRIS di Pasar Rakyat dan Sektor Pariwisata di Kabupaten Banyumas, Rabu (9/9/2020).

Menurut bupati, jangan sampai setelah di launching penerapannya menjadi kendor. ” Harus ada tengat waktu toleransi, bila perlu juga ada aturan yang bisa mendukung penerapan sistem transaksi non tunai,” terangnya.

Diungkapkan Husein QRIS memiliki berbagai keunggulan, selain mempermudah transaksi, penggunaan transaksi digital juga semakin efisien, akuntabel, direct dan transparan. Selain itu transaksi digital juga menjawab tantangan disaat pandemi covid 19.

Apalagi selama ini tangan yang kotor juga rawan menyebarkan virus melalui perantara uang tunai. Dalam kesempatan tersebut pihaknya juga menyampaikan langsung kepada Kepala Dinperindag Yunianto untuk lebih rajin mensosialisasikan kepada pedagang dan pengunjung.

” Ini jika diterapkan, manfaatnya luar biasa, jadi penerapannya juga harus bertahap dilakukan agar transaksi digital diimplementasikan dengan baik,” ungkapnya.

Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia ( BI) Purwokerto Samsun Hadi mengungkapkan, di Banyumas saat ini sudah 23 ribu merchant yang memanfaatkan QRIS. Secara nasional mencapai 4,5 juta pengguna, dan data pengguna juga terus tumbuh.

Digitalisasi transaksi pembayaran secara non tunai tersebut dilakukan dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah di Kabupaten Banyumas melalui implementasi QRIS pada retribusi pasar rakyat yaitu Pasar Manis sebagai pilot project dan 4 (empat) lokawisata milik pemda Kabupaten Banyumas yaitu Lokawisata Baturraden, Taman Balai Kemambang, THR Pangsar Soedirman, dan Taman Rekreasi Andhang Pangrengan.

Disamping itu transaksi digital secara non tunai melalui aplikasi juga mulai diterapkan untuk pajak restauran dan hotel yang sebanyak 500 buah yang difasilitasi oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng).

Disamping untuk retribusi, QRIS juga telah diimplementasikan pada para pedagang di Pasar Manis dan para pedagang di lokawisata. Dengan masifnya implementasi QRIS baik untuk retribusi dan transaksi jual beli pedagang, diharapkan akan tercipta suatu ekosistem non tunai secara digital di dalamnya. Hal ini dapat menjadi salah satu langkah awal perwujudan smart city di Kabupaten Banyumas.

Hingga saat ini, implementasi QRIS di Kabupaten Banyumas telah dilakukan pada berbagai sektor antara lain pada sektor pariwisata baik dimiliki pemda maupun swasta, sektor jasa kesehatan yaitu rumah sakit, klinik dan apotek, sektor perdagangan baik pasar rakyat dengan pilot project Pasar Manis serta toko-toko retail besar maupun dalam lingkup UMKM, sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman yaitu perhotelan dan restauran, serta tempat ibadah dan lembaga donasi sosial. (saw)

Beri komentar :
Share Yuk !