Telur dan Daging Ayam Jadi Pemicu Inflasi Purwokerto dan Cilacap

PURWOKERTO – Bank Indonesia (BI) Purwokerto menyampaikan perkembangan terkini mengenai inflasi pada bulan Mei 2023. Angka inflasi di dua kota tersebut akhirnya berhasil kembali berada dalam target inflasi nasional. Hal ini memberikan kabar baik bagi masyarakat Purwokerto dan Cilacap yang selama beberapa bulan terakhir menghadapi tekanan inflasi yang cukup signifikan.

Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto Rony Hartawan merilis data inflasi di Purwokerto dan Cilacap pada bulan Mei. Dari data tersebut menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi Purwokerto mencatatkan angka sebesar 0,22% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,27%. Sementara itu, inflasi Cilacap juga menurun menjadi 0,22% (mtm), dibandingkan dengan angka inflasi sebelumnya yang mencapai 0,28%.

Faktor-faktor yang menjadi pendorong inflasi di kedua kota tersebut juga diungkap dalam pengumuman tersebut. Kelompok Volatile Food, seperti telur ayam ras dan daging ayam ras, mengalami kenaikan harga akibat peningkatan harga bahan baku pakan ayam (jagung) dan peningkatan permintaan untuk memenuhi kebutuhan penyaluran bantuan sosial (bansos). Bawang merah juga mengalami kenaikan harga karena pasokan yang terbatas dari sentra penghasil, sedangkan impor bawang putih belum terpenuhi sepenuhnya sehingga pasokan dalam negeri berkurang.

Selain itu, kelompok Core Inflation juga memberikan kontribusi terhadap kenaikan inflasi. Peningkatan harga mobil menjadi imbas permintaan yang tinggi pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri, dan penyesuaian kenaikan harga batas atas mobil jenis LCGC. Sedangkan kelompok Administered Price, terutama kenaikan harga rokok kretek filter, didorong oleh transmisi kenaikan tarif cukai yang masih berlanjut.

Untuk mengendalikan inflasi, Bank Indonesia Purwokerto telah mengambil sejumlah langkah. Koordinasi intensif dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dilakukan sebagai upaya kolaboratif untuk mengendalikan harga-harga. Selain itu, pembukaan Kios BUMP pada Pasar Utama, pelaksanaan Operasi Pasar (OP), Stabilisasi Pasar Hasil Pertanian (SPHP), dan Gerakan Pasar Murah (GPM) juga dilakukan sebagai langkah-langkah nyata dalam mengatasi inflasi. Pihak Bank Indonesia Purwokerto juga rutin melakukan sidak dan monitoring harga untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan barang.

Dengan upaya pengendalian inflasi yang dilakukan, Bank Indonesia Purwokerto berharap dapat menciptakan stabilitas harga yang lebih baik di masa mendatang. Ini merupakan langkah positif dalam menjaga daya beli masyarakat.

Beri komentar :
Share Yuk !