Transaksi E  Commerce Bank Indonesia Capai Rp 26 Triliun

BANYUMASEKSPRES.com-Kegiatan transaksi berbasis online saat ini semakin meningkat. Selain karena kemudahan, perkembangan layanan cashless semakin bertambah.

Lukman Hakim selaku Kepala Tim Bank Indonesia dalam kesempatan mengajar di SMKN 1 Purwokerto Senin (29/7) mengatakan, transaksi e commerce pada smester pertama tahun 2019 mencapai Rp 26 triliun.

Sejumlah platform e commerce yang cukup familiar diantaranya JD.id, Bukalapak, Blibli.com, Tokopedia dan lainya. Platform tersebut merupakan layanan penyebaran penjualan, pembelian dan pemasaran barang dan jasa.

Selain itu ada pula fintech yang merupakan inovasi di sektor keuangan, seperti, Kitabisa.com, Go Pay, Teralie, dan lainya. Sedangkan platform yang dikembangkan atas kebutuhan konsumen yakni Go Jek, Grab, Indi Home, NetFlix dan Spotify.

Kedepan penggunaan online akan semakin meningkat. Saat ini pemesanan dan pembayaran tiket baik pesawat maupun kereta, juga sudah didominasi dengan sistem online.

 

peresmianBI corner SMK N1 Purwokerto

Kegiatan BI mengajar kemarin, merupakan bagian dari rangkaian HUT BI ke 66. Adapun Tema dalam kegiatan tersebut ” Peran Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral, Dalam Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan di Indonesia “. Selain itu Bank Indonesia juga meresmikan BI Corner guna menunjang pembelajaran siswa di SMKN 1 Purwokerto.

Dalam kegiatan tersebut sedikitnya 150 siswa dan sejumlah guru mengikuti kegiatan BI mengajar. Beberapa hal yang disampaikan diantaranya, terkait dengan tugas dan peran Bank Indonesia.

Dihadapan para siswa Lukman Hakim menjelaskan, mengapa BI tidak menyalurkan kredit atau mencari nasabah, karena BI memiliki tugas makro prudensial.

” Tugas dan peran bank sentral secara umum di suatu negara adalah menjaga stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan stabilitas sistem pembayaran, untuk menunjang pertumbuhan ekonomi
berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Dalam sistem moneter, BI menjaga kesetabilan dan menjaga jumlah uang yang beredar. Hal itu dilakukan dengan membuat kebijakan, misal suku bunga, ada juga terkait nilai tukar. “Jika terjadi goncangan maka BI akan melakukan intervensi, misalnya berkaitan dengan nilai tukar dengan mata uang asing,”

Jika peredaran uang sedikit, maka pertumbuhan ekonominya lambat.
Jika ingin menaikan pertumbuhan uang harus ditambah, tetapi jika kebanyakan terjadi inflasi.

Sementara itu terkait dengan Sistem pembayaran khususnya non tunai, seperti penggunaan kartu debet, kartu kredit, kliring, RTGS, juga harus dijaga supaya lancar. ” Jika macet maka terjadi rush, termasuk transaksi perusahaan juga harus lancar,” ujarnya menambahkan.

Sementara itu Shinta salah satu siswa kelas 11 yang mengikuti kegiatan tersebut mengaku cukup mendapatkan banyak manfaat. Menurutnya ia mendapatkan tambahan wawasan secara langsung terkait peran dan fungsi Bank Indonesia.

Ika Prasetyo K, selaku Pustakawan di SMKN 1 mengatakan BI corner akan menambah literasi siswa kaitanya dengan perbankan. Sebab di SMKN 1 juga sudah dibuka jurusan perbankan syariah. (saw)

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar