SBI Konversi Area Bekas Tambang Jadi Area Tanaman Buah

WEB BINAR : Webinar Parade Hari Bumi Ke-51. (Istimewa)

CILACAP – Memperingati Hari Bumi 22 April 2021, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerjasama dengan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk dan berbagai perusahaan di Jawa Tengah menggelar seminar Parade Hari Bumi ke-51 secara online atau webinar.

Seminar ini dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan diikuti oleh berbagai perusahaan dan instansi. Dengan tema utama seminar Restore Our Earth For Better Future.

Solusi Bangun Indonesia memaparkan pengalaman mengenai pengelolaan penambangan yang ramah lingkungan ( Best Mining Practice ) untuk penambangan batu kapur di Nusakambangan dan Tanah Liat di Jeruklegi Kabupaten Cilacap.

“Best Mining Practice yang kami lakukan dimulai dari perencanaan, implementasi sampai pasca tambang, pengelolaan lingkungan yang baik sesuai regulasi adalah bagian dari triple bottom line yang kami implementasikan agar keseimbangan antara planet (lingkungan) people (masyarakat ) dan profit (perusahaan) bisa berjalan berkelanjutan (sustain),” papar Lilik Unggul Raharjo, Direktur Manufacturing Solusi Bangun Indonesia.

Selain reklamasi atau menghijaukan kembali area bekas tambang, lanjut Lilik, SBI sedang mengembangkan konversi area bekas tambang tanah liat menjadi area tanaman buah yang memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

Disebutkan, sampai tahun 2021, area pasca tambang batu kapur yang telah dihijaukan mencapai 62 hektar dengan 39.800 pohon asli Nusakambangan dan 45 hektar dengan 37.437 pohon di area pasca tambang tanah liat di Jeruklegi.

“Selain itu, Solusi Bangun Indonesia juga memiliki berbagai inisiatif menciptakan berbagai peluang untuk pengembangan kemandirian masyarakat sekitar area operasional, serta membantu Pemerintah dalam mengatasi masalah sampah perkotaan melalui RDF (Refuse Derived Fuel),” terangnya.

Lilik mengatakan, fasilitas pengolahan sampah atau RDF di Cilacap memiliki kapasitas 120-150 ton sampah segar per hari, dengan teknologi bio-drying sampah basah dengan kadar air diatas 50 % yang dapat dikeringkan menjadi 20%–25%.

“Saat ini fasilitas pengelolaan sampah telah beroperasi penuh setelah diresmikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Bapak Luhut Binsar Panjaitan pada 21 Juli 2020 lalu. Dan menjadi contoh pengelolaan sampah menjadi bahan bakar pertama di Indonesia,” katanya.

Ditambahkan, fasilitas pengolahan sampah domestik terpadu yang pertama di Indonesia ini merupakan milik Pemerintah Kabupaten Cilacap yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap, Pemerintah Kerajaan Denmark melalui program ESP3, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, hingga didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan juga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta SBI yang ditunjuk sebagai operator. (*)

Beri komentar :
Share Yuk !