500 Santri Ikuti Sosialisasi Deradikalisasi

CILACAP – Sekitar 500 santriwan santriwati Ponpes Tri Sukses Kelurahan Tritih Kulon Cilacap Utara, mengikuti Sosialisasi Deradikalisasi yang digelar Direktorat Binmas Polda Jawa Tengah. Secara bergiliran, Binmas Polda Jateng melakukan pembinaan kepada generasi muda santri di Pondok Pesantren yang dibina LDII Jawa Tengah, dan telah berjalan selama lima tahun.

Sosialisasi mengangkat tema “Penguatan Nasionalisme dan Semangat Bela Negara bagi Generasi Muda Santri di Era Millenial Menuju Indonesia Emas 2045”. Ketua DPW LDII Provinsi Jawa Tengah, Prof. Dr. H. Singgih Tri Sulistiyono menjelaskan, perkembangan teknologi telah membuat dunia ini seolah tanpa batas.

Di samping memberikan manfaat secara positif, perkembangan teknologi juga memiliki dampak negative. Antara lain masuknya pandangan dan ideologi dari aras global yang berbau radikal, bahkan menjurus ke arah terorisme. “Kalau generasi muda tidak dibekali semangat nasionalisme dan toleransi, maka ini akan menjadi sinyal yang di masa yang akan membahayakan. Karena tidak akan bisa mempertahankan keberadaan Indonesia yang memang diincar oleh negara-negara asing karena kekayaan kita,” kata Singgih.

Bupati Tatto Suwarto Pamuji mengajak santriwan santriwati di Pondok Pesantren Tri Sukses, Kelurahan Tritih Kulon Cilacap Utara untuk meningkatkan semangat nasionalisme dan cinta Tanah Air. Semangat ini harus ditanamkan sejak dini, karena generasi muda merupakan penerus bangsa di masa depan.

“Kenapa harus dipersiapkan santri-santri yang muda-muda seperti ini, karena merekalah yang akan menggantikan kita meneruskan pembangunan di negara ini. Anak-anak muda yang kata-katanya, actionnya, akan menentukan masa depan bangsa ini,” kata Tatto.

Tatto berpesan agar santri Pondok Pesantren Tri Sukses Tritih Kulon memanfaatkan kemajuan teknologi informasi sebagai media dakwah. Namun perlu ditanamkan dalam diri, bahwa santri harus mendukung penuh Pancasila, nasionalisme, tidak menyebar kebencian kepada negara, serta menolak berbagai bentuk radikalisme atas nama agama maupun ideologi anti Pancasila.(dn/kominfo)

Beri komentar :
Share Yuk !