Brebes Wajibkan Pembeli Minyak Goreng Celupkan Jari ke Tinta

BREBES – Unik, warga yang telah membeli minyak goreng di Brebes wajib mencelupkan tinta pada jarinya. Hal ini juga terjadi di Yogya Mall Brebes.

Kelangkaan minyak goreng di Brebes saat ini masih terjadi, setiap orang yang mau membeli minyak goreng harus antri terlebih dulu. Tak hanya antri pembeli yang telah mendapatkan minyak goreng juga wajib mencelupkan jarinya ke tinta sebagai tanda telah menerima minyak goreng. Pembeli yang sudah ada bekas tinta di jarinya maka pada hari itu ia tidak boleh membeli lagi.

Hal ini dilakukan untuk membatasi pembelian minyak goreng secara berlebih agar tidak terjadi lagi kekosongan minyak dan penyebaran penjualan minyak goreng merata.

Fajar (31) pembeli minyak mengatakan, dirinya kaget akan kebijakan tersebut, hal ini mirip seperti pemilu yang harus memasukan jarinya kedalam tinta sebagai tanda sudah membeli minyak pada saat itu.

“Tadi saya membeli kemasan yang isi 2 kilogram (kg) satu. saat bayar tadi harus mencelupkan jari ke tinta kayaknya pemilu,” ungkapnya.

Lastri pembeli lain, dirinya sudah mencari-cari minyak di beberapa toko namun sulit mendapatkannya, ia juga mengatakan jika ia harus ke supermarket untuk dapat membeli minyak goreng.

“Sudah satu minggu nyari ke minimarket susah. alhamdulilah di sini dapat satu dengan kemasan dua kilo,” katanya.

Informasi di hari sebelumnya Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kabupaten Brebes melakukan kunjungan kebeberapa tempat seperti Minimarket dan Supermarket karena adanya keluhan dari masyarakat tentang minyak goreng yang sulit didapat, kamis (17/2).

Pada kunjungan itu zaenudin selaku kepala Dinkopumdag Kabupaten Brebes menjadi pemimpinya. Kunjungan itu dilakukan secara mendadak di Yogya Mall dan pasar Induk Brebes. Ia juga mengatakn kepada sejumlah pembeli dan penjual untuk tidak menimbunnya.

“Saat sidak tadi di supermarket ada beberapa rak migor yang kosong. Jadi, jika stok migor masih ada kami meminta kepada pihak supermarket agar mengisi rak migor yang kosong,” ungkapnya.

Tak hanya di pasar Induk dan Supermarket, Zaenudin juga melakukan kunjungan atau sidak ke beberapa pasar tradisional dan memantau ketersediaan minyak goreng disana.

“Jika stok sudah habis saya minta pihak supermarket bisa mengisinya lagi di rak. Sehingga, ketersediaan minyak tetap ada,” ucapnya.

Dalam aksinya itu ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak borong minyak goreng.

“Intinya jangan panik. Ketika minyak goreng tidak ada ini ada pembatasan-pembatasan jadi masyarakat tidak usah panik, sehingga jika tidak ada kepanikan, saya kira ketersediaan migor akan kembali normal,” paparnya.

Salah satu pihak manajemen Supermarket mengatakan kalau harga minyak goreng saat ini masih dibawah Rp14 ribu perliter seperti apa yang disarankan oleh pemerintah. Pembelian minyak goreng juga di batasi.

“Yang saya ingat itu di sini menjualnya dengan harga Rp13 ribuan,” jelasnya. (ded/ima)

Beri komentar :
Share Yuk !