Inovasi dan Sinergi, Kunci SBI Atasi Dampak Pandemi

JAKARTA  –  Pandemi global dan menurunnya harga minyak dunia menghantam perekonomian Indonesia pada kuartal pertama tahun 2020. Tekanan terhadap perekonomian nasional ini juga berpengaruh pada konsumsi semen nasional. Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat konsumsi semen nasional kuartal I turun sebanyak 4,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Namun demikian, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) tetap mampu mencatatkan kinerja positif yang cukup konsisten sejak bergabung dengan SIG pada awal tahun 2019 lalu. Volume penjualan semen dan terak meningkat sebesar 5,78 persen menjadi 2,84 juta ton jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat 2,69 juta ton.

Corporate Communications Manager PT SBI, Diah Sasanawati mengatakan meskipun volume penjualan semen dan terak domestik turun 1,41 persne, namun volume penjualan ekspor meningkat 180,93 persen dibandingkan kuartal pertama tahun lalu. Peningkatan volume penjualan ini berkontribusi pada peningkatan pendapatan sebesar Rp 2,46 triliun atau naik 4,88 persen dari R p2,35 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

“Laba kotor meningkat 35,70 persen menjadi Rp 666 miliar, program-program efisiensi dan sinergi berhasil menurunkan beban pokok pendapatan serta beban distribusi dan penjualan masing-masing 3,26% dan 9,65 persen,” kata dia dalam siaran pers yang diterima banyumasekspres.id

Sehingga EBITDA meningkat 47,62% menjadi Rp 398 miliar dan laba sebelum bunga dan pajak penghasilan meningkat 149,45% menjadi Rp296 miliar. Capaian ini membantu SBI membalikkan keadaan dari kerugian pada kuartal pertama tahun 2019, menjadi laba sebesar Rp68 miliar pada kuartal pertama tahun ini.

Rapat Pemegang Saham

Pada Kamis (9/7/2020) PT SBI juga melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta. Pada Rapat Umum Pemegang Saham tahunan menyetujui dan mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2019.

Para pemegang saham juga menyetujui penggunaan laba bersih PT SBI Tbk tahun buku 2019 untuk pembayaran dividen sebesar 5 persne dari Laba Bersih 2019, dan sisanya dicatat sebagai saldo laba untuk mendukung kegiatan operasional dan pengembangan Perseroan. “Perseroan membayarkan dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp 3,6 per lembar saham atau senilai total Rp 24.952.634.952,” ujarnya

Selanjutnya, dalam RUPST juga menyetujui penunjukan Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (Price Waterhouse Coopers Indonesia) untuk mengaudit kinerja keuangan Perseroan tahun buku 2020.

Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa, menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan tugas, tanggung jawab dan wewenang Direksi serta penyesuaian terhadap Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 15 /POJK.04/2020 Tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka.

Diah Sasanawati mengatakan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa itu juga menerima pengunduran diri Francisco Malave Noriega dari jabatannya sebagai Komisaris Independen Perseroan efektif sejak 9 Juli 2020. RUPSLB juga mengangkat Prijo Sambodo sebagai Komisaris Independen Perseroan menggantikan Francisco Malave Noriega

Diketahui, Prijo Sambodo saat ini menjabat sebagai Komisaris PT Tata Guna Patria Engineering sejak tahun 2015 sampai dengan sekarang.

“Beliau juga pernah berkarya di Komisi Eksekutif Komite Nasional Indonesia Bendungan Besar dan menjabat sebagai Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum,” ujarnya.

“Pengalaman dan kompetensi beliau di bidang konstruksi akan membantu Perseroan untuk meningkatkan pertumbuhan, dan memastikan kelangsungan bisnis Perseroan pada masa-masa mendatang,” paparnya. (*/tom)

Beri komentar :
Share Yuk !