Khofifah-Emil Tiga Tahun Memimpin, Segera Agendakan Percepatan Ekonomi

SURABAYA – Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak sudah tiga tahun memimpin Provinsi Jawa Timur. Banyak prestasi yang berhasil diraih Khofifah-Emil. Selain itu, banyak program yang masih ingin mereka wujudkan untuk kemakmuran rakyat Jawa Timur. Minggu (13/2).

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menjelaskan, pihaknya fokus dalam merealisasikan sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah tertuang dalam Perpres Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Jawa Timur. Realisasi Perpres tersebut sempat terkendala Covid-19.

“Ada beberapa realisasi Perpres 80 Tahun 2019 itu terkendala Covid-19,” ujar Khofifah, Minggu (13/2).

Perpres tersebut ditetapkan pada 20 November 2019 dan diundangkan pada 25 November 2019 tersebut membahas mengenai percepatan pembangunan ekonomi di kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan Bromo – Tengger – Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.

Mantan Menteri Sosial itu menambahkan, bahwa dia bersama Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak dilantik pada 13 Februari 2019. Kemudian Februari 2020 ada wabah Covid-19. “Berbagai ikhtiar yang sudah kami programkan, optimis bisa tercapai,” lanjut lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga ini.

Khofifah mengungkapkan dari sektor peternakan ini, Jawa TImur berhasil menduduki peringkat pertama secara nasional. Pada tahun 2020 yang lalu, populasi ternak sapi sebesar 4,8 juta ekor. Dan tahun 2021 yang lalu, sebesar 4,93 ekor, sedangkan tertinggi peringkat kedua sebanyak 1,8 juta ekor.

“Alhamdulillah, dari sisi peternakan sendiri misalnya, kami itu nomor satu dan tinggi sekali dari yang nomor dua. Artinya, kinerja dari peternakan di Jawa Timur itu kinerja dari semua pihak,” ujarnya.

Selain itu, dari sektor pertanian juga sama. Pertanian di Jatim pada tahun 2020 tertinggi se-Indonesia, lalu pada tahun 2021 per 31 Desember tertinggi se-Indonesia lagi, di mana nilainya hampir mencapai 10 juta ton gabah kering giling (GKG), produksi petani di Jawa Timur ini. “Jadi saya ingin menyampaikan bahwa ini merupakan sinergi kinerja dari semua pihak,” katanya.

Selanjutnya dari sektor pendapatan, tahun 2021 secara persentase tertinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia. Kemudian angka kemiskinan juga mengalami penurunan sebanyak 313 ribu jiwa di Jatim, atau setara dengan 30 persen penurunan kemiskinan secara nasional.

“Ini tidak lepas dari kinerja semua bupati wali kota, kepala desa, dan lurah se-Jawa Timur. Saya rasa ini hasil kerja keras kita semua, teman-teman media memberikan sosialisasi yang sangat luar biasa, dan Alhamdulillah kita di semua sektor mencapai titik kinerja yang cukup bagus. Teruslah bersemangat, Optimis Jatim Bangkit,” tuturnya.

Beri komentar :
Share Yuk !