Maut di Jurang Sumedang

KNKT Turun Tangan

JAKARTA – Kecelakaan maut terjadi di Sumedang, Jawa Barat. Sebuah bus yang mengangkut rombongan pelajar jatuh ke jurang yang menyebabkan 29 orang meninggal dunia. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) langsung bergerak melakukan investigasi.

Bus pariwisata Sri Padma Kencana yang membawa rombongan pelajar terperosok ke jurang sedalam 20 meter di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3) jelang malam. Akibatnya 29 orang meninggal dunia yang terdiri atas, pelajar, orangtua murid dan juga guru.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengaku prihatin dengan terjadinya kecelakaan maut tersebut. Karenanya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) diperintahkan untuk segera menginvestigasi penyebab kecelakaan bus bernomor polisi T 7591 TB yang membawa rombongan pelajar SMP pulang ziarah.

“Sejak tadi malam saya berkoordinasi dengan Dirjen Darat dan juga tim yang ada di lapangan. Saya pikir kita tunggu laporan dari Dirjen Darat, dan saya juga sudah minta kepada KNKT sebab akibatnya,” tegasnya di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (11/3).

Sementara, Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Budi Setiyadi mengatakan pihaknya turun langsung ke lokasi kejadian perkara berserta KNKT dan juga Jasa Raharja.

“Kami bersama KNKT, Jasa Raharja, Basarnas telah berada di lokasi. Untuk sementara penyebab kecelakaan masih dalam investigasi, sementara ini informasi yang didapat ada keterlambatan uji KIR,” katanya.

Kecelakaan maut tersebut tepatnya terjadi di di Tanjakan Cae, Jalan raya Wado-Malangbong di Dusun Cilangkap RT 01/06 Desa Sukajadi Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang.

Kepala Sub Bagian Data, Informasi dan Humas KNKT Anggo Anurogo, mengatakan pihaknya telah menerjunkan tim untuk mengungkap penyebab kecelakaan maut tersebut.

“Tim sudah di lokasi, kebetulan ketua KNKT juga sudah ada di lokasi,” katanya.

Berdasarkan hasil analisa awal Korlantas Polri, peristiwa tersebut diduga merupakan kecelakaan tunggal. Peristiwa yang terjadi pukul 18.30 WIB, Rabu (10/3) karena kontur jalan yang menurun panjang serta menikung. Hal tersebut diduga membuat bus bergoyang sebelum akhirnya mengalami kecelakaan.

“Akhirnya sopir ini banting stir ke kiri, dia sempat muter kena guard rail (pagar pengaman jalan) ini, jadi dari kepala posisi di depan dia langsung menjadi terbalik,” kata Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri Brigjen Pol Kushariyanto.

Hasil tersebut, menurutnya masih dugaan sementara. Sebab pihaknya masih terus melakukan penyelidikan di lokasi dengan metode Traffic Accident Analysis (TAA).

Selain itu, ia juga menduga salah satu faktor bus itu hilang kendali adalah karena kelebihan muatan penumpang. Dari data yang diterima, jumlah penumpang memang tidak sebanding dengan jumlah tempat duduk.

“Karena kondisi penumpang itu 66 orang yang notabene di situ harusnya cuma 62 atau 63 tempat duduk,” kata dia.

Dipastikannya, jalur alternatif yang menghubungkan Kabupaten Garut dan Sumedang melalui kawasan Wado dengan lebar sekitar enam meter itu memang tidak seharusnya digunakan oleh kendaraan sejenis bus besar.

Dia menduga, Yudiawan, sang sopir bus tidak mengenali kontur dan kesempitan jalur akan dilaluinya itu. Yudiawan diduga menggunakan aplikasi peta daring untuk menentukan jalan yang akan dilalui untuk menuju Kabupaten Subang.

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari menyebut bus ditumpangi para pelajar dan orangtuanya itu hendak kembali menuju Kabupaten Subang setelah berziarah ke kawasan Tasik dan berwisata ke Pangandaran.

Dari data yang diterima, menurutnya isi penumpang bus itu terdiri dari 70 persen merupakan orangtua pelajar, dan 30 persen merupakan pelajar.

“Kalau kendaraan besar sesungguhnya tidak diperkenankan ke jalur ini,” katanya.

Sementara itu berdasarkan kesaksian korban selamat, bus juga mengalami rem blong. Bahkan Yudiawan, sang sopir Bus Sri Padma Kencana diduga telah mengetahui. Namun ia nekat melanjutkan perjalanan.

Mimin (52), Warga Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang yang duduk di jok kedua dari sopir mengatakan dalam perjalan penumpang mencium bau sangit kampas rem. Lalu salah seorang penumpang pun meminta sopir untuk memeriksanya.

“Sopir bus menyebut jika remnya blong. Tapi malah memilih melanjutkan perjalanan,” kata wanita yang di dalam bus tersebut membawa dua anaknya yang berusia 2 tahun dan 11 tahun.

Beruntung, Mimin dan dua anaknya selamat dari kecelakaan maut tersebut.

Pun dikatakan korban selamat lainnya, Hafid Alfariz. Dia menduga angkutan yang ditumpanginya itu terperosok ke jurang karena remnya blong.

“Saya kaget, remnya blong,” katanya di Puskesmas Wado.

Paska kecelakaan, Kepala Polres Sumedang AKBP Eko Prasetyo Robbyanto melarangan bus besar melintasi Jalur Wado yang menghubungkan Kabupaten Sumedang dengan Garut. Nantinya, jalur tersebut akan dipasang portal.

“Ke depannya akan dipasang ‘gate entry’ atau portal oleh Dishub Provinsi,” katanya.

Selain itu, dia juga mengatakan bahwa korban jiwa akibat kecelakaan tersebut bertambah dua. Kini totalnya menjadi 29 orang.

“Yang meninggal atas nama Ny Mamah dan Ny Euis,” katanya.

Kedua korban itu, meninggal dalam perawatan medis.

“Meninggalnya ketika sudah dibawa dan dirawat ke RSUD Sumedang,” kata Eko.(gw/fin)

Info grafis

Maut di jurang Sumedang

Kecelakaan maut terjadi di Jalan raya Wado-Malangbong di Dusun Cilangkap RT 01/06 Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3). Bus pariwisata Sri Padma Kencana T 7591 TB yang membawa rombongan pelajar SMP pasca pulang ziarah terperosok ke jurang sedalam 20 meter. Akibatnya 29 orang meninggal dunia yang terdiri atas, pelajar, orangtua murid dan juga guru.

Bus pariwisata Sri Padma Kencana T 7591 TB membawa rombongan pelajar SMP IT Al-Muaawanah, Kabupaten Subang ziarah ke Tasik dan wisata ke Pangandaran.

Jumlah penumpang bus melibihi kapasitas. Dari data 70 persen orangtua pelajar, dan 30 persen pelajar.

Bus belum melakukan uji KIR

Pulang ziarah, sopir Yudiawan diduga menggunakan peta daring, sehingga tak mengenali medan

Jalan di Kawasan Wado lebar hanya enam meter dan tak seharusnya dilalui bus besar.

Pukul 18.30 WIB, bus melintas di jalan yang menurun panjang serta menikung (lokasi kecelakaan).

Rem bus diduga blong (versi Hafid Alfariz korban selamat)

Bus tak mampu dikendalikan dan bergoyang karena kelebihan muatan

Sopir banting stir ke kiri dan sempat muter kena guard rail (pagar pengaman jalan).

Kemudian kepala bus langsung terbalik dan terjun ke jurang.(fin)

Beri komentar :
Share Yuk !