Peran Guru dan Unggah-Ungguh Dalam Pembelajaran Bahasa Jawa

Oleh: Ari Wulandari, S.Pd
Guru Bahasa Jawa
SMP Negeri 1 Karanganyar, Kabupaten Purbalingga

Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang memiliki sejarah dan budaya yang kaya di Indonesia. Mengajarkan Bahasa Jawa pada peserta didik di sekolah diharapkan dapat membantu mempertahankan dan melestarikan identitas budaya masyarakat Jawa.

Melalui pemahaman bahasa dan kebudayaan Jawa, generasi muda dapat memahami dan menghargai warisan budaya nenek moyang mereka.

Bahasa Jawa digunakan dalam masyarakat Jawa dengan kaidah unggah-ungguh.

Interaksi antara guru dan peserta didik pada pembelajaran bahasa jawa terjadi dalam konteks sosial di sekolah, dan karena itu harus menjunjung tinggi etika dan kesopanan (Wang, et.al.,2005).

Unggah-ungguh dalam penggunaan Bahasa Jawa merupakan hal yang sangat penting. Karakter orang Jawa dapat tercermin dari kemampuannya dalam menggunakan unggah-ungguh Bahasa Jawa. Unggah-ungguh Bahasa Jawa diberlakukan beda sesuai dengan jenis interaksinya, misalnya dengan orang yang sebaya, orang yang lebih tua, ataupun dengan orang yang lebih tinggi status sosialnya.

Penggunaan unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam berinteraksi dengan orang yang sebaya atau sederajat dapat menggunakan ragam ngoko. Ketika berinteraksi dengan orang yang lebih tua atau lebih tinggi status sosialnya, penggunaan ragam ngoko dinilai tidak sopan (Wijayanti, 2018).

Termasuk pada tindak tutur yang merupakan sepenggal tuturan yang terjadi sebagai bagian dari interaksi sosial orang Jawa. Proses pembelajaran bahasa jawa di sekolah mencakup tindak tutur yang terjadi antara penutur dan mitra tutur, pada konteks ini penuturnya adalah guru dan peserta didik sebagai mitra tuturnya (Setiawan, 2022). Tuturan
ini terjadi saat proses pembelajaran bahasa Jawa yang memiliki kandungan makna tertentu.

Saat pembelajaran berlangsung guru akan menyampaikan berbagai tuturan diantaranya untuk memperingatkan, mengkritik, ataupun meminta bantuan yang disampaikan secara halus dalam sebuah tuturan.

Dalam pembelajaran Bahasa Jawa, guru harus dapat menjadi teladan bagi peserta didik baik dalam bertutur maupun dalam hal unggah-ungguh. Guru yang sopan menurut Wang, et.al (2005) akan menghormati kebutuhan siswa, dengan memfasilitasi, mengarahkan dan menyarankan daripada memaksakan suatu tindakan, hal ini akan memperkuat rasa percaya diri peserta didik, dengan menekankan capaian yang telah sukses diraih, atau dengan menyarankan bahwa dia dan guru sedang memecahkan masalah bersama, itu akan membuat
peserta didik lebih nyaman dan termotivasi terhadap tugas belajar, dengan mencoba membangun hubungan yang positif, serta akan merangsang minat belajar peserta didik.

Peserta didik cenderung belajar lebih baik dan lebih mendalam jika mereka memiliki motivasi, minat internal dan keinginan untuk menguasai materi.
Sudah menjadi kewajiban guru untuk mengatasi kesalahan dan kesalahpahaman peserta didik, karena itu adalah satu-satunya cara untuk mempromosikan keberhasilan
belajar siswa dalam pembelajaran (Porayska-Pomsta, 2004).

Di satu sisi, mengingat pentingnya memotivasi dan mendorong siswa dalam pembelajaran, dan di sisi lain pentingnya menangani aspek-aspek bermasalah dari kemajuan siswa, tampaknya guru harus terampil dalam bernegosiasi antara kebutuhan belajar dan menyetujui tindakan peserta didik serta memberikan umpan balik korektif yang tepat untuk membimbingnya keluar dari kesalahpahamannya, dan akhirnya membawa peserta didik pada capaian pembelajaran bahasa jawa yang diharapkan. Untuk itu guru juga perlu memahami karakter dan kebutuhan peserta didik, sebagaimana hasil kajian yang dilakukan oleh Setiawan dan Dewi (2019) yang menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam memahami karakter dan kebutuhan peserta didik akan berpengaruh positif terhadap pembelajaran Bahasa Jawa.

Menunjukkan unggah-ungguh dan penggunaan tuturan yang tepat diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, motivasi dan minat peserta didik dalam belajar Bahasa Jawa.

Dengan memahami Bahasa Jawa, akan terbuka pintu bagi peserta didik untuk mengeksplorasi dan menghargai kebudayaan Jawa. Mereka dapat mengenal dan mempelajari karya-karya budaya Jawa yang berharga, yang pada gilirannya akan membantu mereka mengembangkan apresiasi terhadap seni dan budaya Indonesia secara keseluruhan.

Beri komentar :
Share Yuk !