95 Warga Dusun Bawahan Lepas Gelang ODP

PURBALINGGA – Sebanyak 95 orang warga Dusun Bawahan, Desa Gunung Wuled, Kecamatan Rembang, Purbalingga akhirnya diperbolehkan melepas gelang tanda ODP, Kamis (9/4).  Mereka dinyatakan sehat dan negatif Covid-19.

Gelang tersebut, diberikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga, untuk mengawasi ODP di Kabupaen Purbalingga. Pelaksanaan pelepasan gelang oleh tenaga medis Puskesmas, dan dibantu Pemerintah Desa serta relawan.

“Kondisi 95 warga yang lepas gelang, dilaporkan dalam kondisi sehat dan baik,” kata Kades Gunung Wuled Nashrudin Latif.

Dia menjelaskan, sebelum dilakukan pelepasan gelang, dilakukan pengecekan suhu dengan termo gun. Diketahui, sejumlah warga tersebut suhu tubuhnya dibawah 37,5 derajat celcius. Serta tidak ada gejala klinis mengidap covid-19. “Sedangkan 1 orang masih harus menjalani karantina sampai tgl 11 April,” imbuhnya.

Dia menambahkan, dusun itu diisolasi sejak 25 Maret lalu itu, sudah dibuka kembali akses pada pukul 10.00 WIB. Warga yang dikarantina pun telah diperbolehkan keluar rumah.

Dimana di dusun tersebut pernah kontak langsung dengan pasien positif corona. Namun, satu pasien positif Covid-19 yang ada di dusun tersebut, hingga saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit rujukan pemerintah.
Dia berharap, tidak ada lagi stigma dari masyarakat yang menganggap warga di dusun itu sebagai pembawa Covid-19. “Ada diskriminasi di sebagaian masyarakat Kecamatan Rembang terhadap warga di Dusun Bawahan. Semoga setelah ini, tidak ada lagi yang seperti itu,” tutur dia.

Awal lockdown, dia prihatin perlakuan terhadap warganya yang ada di Dusun Bawahan. Banyak masyarakat yang takut berinteraksi dengan warga di dusun tersebut. “Awalnya saat mengirim bantuan menggunakan galah atau ditaruh di depan teras rumah.

“Stigma itulah membuatnya berusaha agar warganya dapat diterima oleh masyarakat umum. “Kami maklumi kalau semua orang takut. Sampai orang mau ngasih bantuan ditaruh dan pergi dahulu baru diambil. Kalau sekarang tidak, sudah kembali normal,” ujarnya.

Hal ini juga berdampak ekonomi desa tersebut. “Sekarang pemerintah sedang berpikir menangani dampak ekonomi dari masalah itu,” tuturnya.

Apalagi, Desa Gunungwuled kedatangan sekira 283 pemudik dari Jakarta, Rabu (8/4) lalu. Mereka sebagian besar bekerja sebagai pekerja bangunan. “Selama di rumah mereka akan menjadi pengangguran. Ini akan menjadi masalah kami berikutnya,” terangnya.

Selain perantau, kata dia, warga di desanya yang bermata pencarian petani juga mengalami kesulitan ekonomi. Mereka tidak dapat menjual hasil pertaniannya. “Pasar ada yang tutup, mereka tidak bisa menjual hasil pertanian. Ada juga pekerja informal sebagai buruh bangunan maupun buruh tani juga terdampak,” jelasnya.

Sementara itu, di Desa Bedagas, Kecamatan Pengedegan yang masih mengisolasi ratusan warganya di Dusun Kecombron. Kades Begadas Juwari menjelaskan, ada 823 jiwa yang harus menjalani isolasi diri di rumah.
Hal ini dikarenakan satu keluarga di dusun tersebut yang terindikasi terpapar virus corona. “Mereka pendatang. Satu keluarga itu setelah dites oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) Kabupaten Purbalingga, dan hasilnya negatif,” imbuhnya.

Pihaknya saat ini masi mengandakan bantuan dari Pemkab. Hingga saat ini belum ada belum ada bantuan dari pihak lain yang diterima desa tersebut. “Kemarin per KK kami berikan bantuan Rp 50 ribu. Untuk sementara anggarannya masih cukup,” katanya. (tya)

Beri komentar :
Share Yuk !