Buah Maja Ternyata Tidak Pahit dan Bermanfaat Bagi Kesehatan

BANJARNEGARA-Selama ini buah maja dikenal sebagai buah yang memiliki rasa pahit. Benarkah demikian? Dokter Titik Kusumawinakhyu M Biomed dokter yang tergabung dalam Tim Penelitian dan Pengembangan (Litbang) RSI Banjarnegara menyebutkan jika buah maja ternyata tidaklah pahit dan memiliki manfaat bagi kesehatan manusia.

Buah ini sering dikaitkan dengan Sejarah Majapahit yaitu sumpah Patih Gajah Mada, identik dengan kata ‘Majapahit’ buah yang semakin jarang terlihat tumbuh di pekarang, semakin asing juga bagi generasi muda.

“Kajian etnobotani buah maja menyebutkan buah ini ada dua jenis yaitu maja bael (Aegel marmelos) dan maja berenuk (Cresentia cujete). Buah tidak sepopuler buah lainnya, tetapi sangat menarik karena di beberapa daerah, buah ini dapat diolah menjadi sari buah yang manis rasanya,” kata dokter Titik.

Ia menambahkan, pohonnya dapat beradaptasi di tanah yang keras. Masyarakat Indonesia di beberapa daerah sudah dapat memanfaatkan keunikan buah maja menjadi olahan sari buah, ataupun dapat dimanfaatkan sebagai manisan dan bahan rujak yang lezat.

“Buah maja sangat dimanfaatkan masyarakat India sebagai buah yang bermanfaat untuk kesehatan. Mulai dari daun, batang, kulit, bahkan sampai akar tanaman maja juga dimanfaatkan. Tanaman ini banyak tersebar di benua Asia yang beriklim subtropics,” katanya.

Maja berenuk lebih berasa pahit tersebar luas di Pulau Jawa, disebutkan dikaitkan dengan bangsa Portugis yang membawa buah tersebut. Sedangkan maja bael menjadi tanaman suci di wilayah India dan sekitarnya, digunakan sebagai minuman yang segar rasanya.

Cara menanam buah maja berenuk dengan cara stek batang, biasa ditanam sebagi peneduh atau tanaman pagar.

Ia berpendapat karena mulai langkanya tanaman ini, harus dipikirkan cara konservasi dan penanaman masal dalam jumlah banyak, terutama di tanah tandus atau daerah yang sulit air.

“Sehingga dapat menjadi potensi terbentuknya sumber mata air tanah di daerah tandus. Dan juga dapat manfaat dari buah tersebut,” katanya.

Ia menjelaskan kandungan kimia buah maja, di masyarakat desa tempo dulu dan bisa jadi masih digunakan sampai sekarang yaitu sebagai obat antipeptisida organik dan pupuk tanaman.

“Penelitian di laboratorium menyebutkan buah maja mengandung zat antioksidan, antidiabet, antidiare,” jelasnya.

Catatan ilmiah menyebutkan pula dapat dikonsumsi untuk membantu perbaikan pada mereka yang mempunyai penyakit asma, diabet, influenza, dan gangguan asam lambung.

Tanaman ini dapat menjadi tanaman di taman obat keluarga,tanaman obat di lahan rumah sakit sebagai sarana edukasi ke masyarakat.

Buahnya besar dan sangat cantik seperti plasma nutfah lainnya bisa keluar dari batangnya contohnya buah nangka, cempedak, srikaya dan sirsak.

“Kulit buah yang keras seperti batok kelapa, dapat dimanfaatkan sebagai bermacam kerajinan yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat,” tandasnya. (*)

Beri komentar :
Share Yuk !