Dokter RSI Banjarnegara Datangi Penderita Hidrocefalus


Mata bundar Dwi Aryanto (9) melirik ke kanan dan ke kiri seolah mengajak bercerita tentang kondisinya. Bocah laki-laki anak kedua ibu Atimanisem (38) ini hanya tergolek tak berdaya, dengan kondisi tubuhnya yang sangat kurus, dan hanya tampak tulang terbungkus kulit.

Dwi Aryanto tidak berdaya, setiap hari selama hidupnya, hanya tergolek di tempat tidurnya. Sesekali ia di bopong ke depan rumah untuk dijemur oleh orang tuanya. Rumahnya berada di RT 2 RW 5 Desa Kebondalem, Kecamatan Bawang Banjarnegara.

Atimanisem bercerita, saat bayi anaknya beberapa kali alami kejang. Pada usia dua bulan kepala membesar dan berisi cairan, dan pada usia tersebut pernah mendapatkan operasi penyedotan cairan yang ada di kepalanya.

“Ya umur dua bulan sudah pernah diambil cairannya, dan di pasang selang, untuk mengeluarkan cairan tersebut. di RSUD Margono, dan usia tujuh tahun seharusnya dilakukan operasi kembali,” kata perempuan berusia 38 tahun dengan berusaha menutupi kesedihannya.

Sembilan Tahun Tergolek Lemah

Dua tahun lalu waktu yang ditunggu tiba, namun yang terjadi justru kondisi tubuh anaknya yang alami mal nutrisi atau kekurangan gizi, sampai sekarang. Sehingga kesehatan secara umumnya pun harus diperbaiki, pasalnya di usia sembilan tahun ini beratnya tak lebih dari 10 kilogram

“Dua tahun lalu tak bisa operasi, kemarin kemarin ke RSUD juga disebutkan harus memperbaiki kondisinya terlebih dahulu,” sebutnya di depan Dokter Tegar Jati Kusuma dan dr Agus Ujianto SpB, dua dokter RS Islam Banjarnegara yang berkunjung di Desa Kebondalem.

Dokter Tegar Jati Kusuma yang sehari-hari bekerja di RSI Banjarnegara ini dalam keterangannya setelah melakukan pemeriksaan baik hasil CT scan dan pemeriksaan langsung menyebutkan, operasi yang dilakukan untuk membuang cairan di kepala dulu tergolong berhasil, karena sampai usia sembilan tahun kepala tidak lagi membesar. “Bagus hasil operasinya, tidak membesar kepalanya, selain itu juga ada masalah di paru-parunya,” kata dokter yang aktif di Sarsipol ini. Sarsipol merupakan idiom Sehat Aman Rumah Sakit Indonesia Pelayanan Online, merupakan wadah kerjasama Polres Banjarnegera dengan pihak rumah sakit dan instansi lainnya.

Tegar kembali menyebutkan, bahwa persoalan terbesar saat ini adalah mal nutrisi, harus ada asupan gizi yang bagus untuk anak tersebut, namun nutrisi yang masuk pun harus disesuaikan dengan kondisi tubuhnya. “Saya melihat dia alami mal nutrisi, bahasa mudahnya kekurangan gizi,” tandasnya.

Sementara dr Agus Ujianto Direktur RSI Banjarnegara yang juga inisiator Sarsipol menyebutkan, secara keilmuan pihaknya akan backup, selain itu juga akan melakukan koordinasi dengan dokter spesialis terkait untuk penanganannya, baik dokter spesialis anak, spesialis bedah syaraf, dan bagian nutrisi, agar sesuai dengan kebutuhan anak. Termasuk pula bagaimana persoalan pembiayaan jika harus dioperasi kembali.

“Kami akan berusaha backup, dan kordinasikan dengan pihak terkait, agar ada penyelesaian yang baik,” kata Agus Ujianto.

Dalam kesempatan tersebut mewakili Sarsipol, Agus menyerahkan bantuan spontanitas untuk membantu nutrisi penderita hidrocefalus, ia berharap ada peningkatan kualitas hidup anak dan kedepana ada jalan keluar demi kesehatannya. (ook/sarsipol)

Beri komentar :
Share Yuk !