Enam Orang di Banjarnegara Terkonfirmasi Omicron

CEK RUANG: Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara mengecek tempat isolasi terpusat di BLK Klampok.

BANJARNEGARA – Enam orang terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron. Semuanya dirawat di rumah sakit dan telah sembuh. Sedangkan jumlah kasus yang masih aktif sebanyak 44 kasus. Sebagai langkah antisipasi jika terjadi peningkatan kasus, telah disiapkan isolasi terpusat di BLK Klampok.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara dr Latifa Hesti Purwaningtyas menjelaskan ada enam kasus Covid-19 varian Omicron. Dia menyebut keenam orang tersebut merupakan pasien rumah sakit.

“Karena di rumah sakit tentunya gejala sedang atau berat,” jelasnya, Rabu (2/2) setelah mengunjungi tempat isolasi terpusat di BLK Klampok. Namun saat ini, kata dia, semua pasien Omicron tersebut telah sembuh.

Dia menjelaskan untuk memastikan pasien terpapar Omicron atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan WGS (Whole Genome Sequences). Pemeriksaan ini belum bisa dilakukan di kabupaten. Untuk itu, sampel dikirim ke Labkesda Semarang dan waktu pemeriksaan minimal enam hari.

Sedangkan untuk kasus aktif, sampai saat ini ada puluhan kasus. “Ya 13 plus 31 = 44. Kasus yang masih aktif 44,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi meningkatnya kasus positif Covid-19, telah disiapkan tempat isolasi terpusat di BLK Klampok. Namun untuk saat ini masih kosong. “Begitu ada yang isolasi mandiri tidak memungkinkan, kita geser ke Klampok, kita siapkan ada yang jaga di sana,” jelasnya.

Plh Bupati Banjarnegara Syamsudin mengatakan untuk antisipasi Omicron, dia meminta agar masyarakat menetapkan protokol kesehatan. Dikatakan, dari penjelasan para ahli gejala Omicron untuk usia muda tidak terlalu gawat.

Namun bagi lansia harus diwaspadai. Syamsudin mengatakan Omicron cepat naik dan cepat turun. Untuk menekan penularan Covid-19, langkah lainnya yaitu terus melakukan vaksinasi.

PTM Lima Sekolah Dihentikan

Pembelajaran tatap muka (PTM) di lima sekolah untuk sementara dihentikan. Kebijakan ini diambil menyusul adanya hasil reaktif saat pemeriksaan terhadap warga sekolah. Lamanya penghentian PTM dilakukan bervariasi antar sekolah.

Kepala Cabang Dinas Pendididikan Wilayah IX Provinsi Jawa Tengah Dwi Yuliati Mulyaningsih menyebut ada lima sekolah sementara beralih kembali ke pembelajaran jarak jauh. masing-masing SMKN 1 Bawang, SMAN 1 Bawang, SMKN 2 Bawang, SMK Cokroaminoto 1 dan SMKN 1 Mandiraja. “Sementara itu karena kan belum banyak yang dilakukan testing,” kata dia, Rabu (2/2).

Penghentian ini diberlakukan terhadap sekolah yang ditemukan kasus reaktif. “Satuan pendidikan yang ada warga sekolah, baik itu siswa ataupun guru yang terkonfirmasi reaktif SWAB. Untuk sementara pembelajaran dilaksanakan secara PJJ,” jelasnya.

Dikatakan, siswa yang menunjukkan hasil reaktif tidak mengalami gejala. “Pihak keluarga juga sudah dilakukan tracking oleh pihak Puskesmas masing-masing. Kemudian rekomendasi untuk off nya berbeda-beda. Tergantung kasusnya. Jadi ada yang cukup hanya tiga hari bisa jalan lagi. Ada yang mengambil 10 hari. Itu hasil dari rekomendasi dari Satgas,” terangnya.

Untuk saat ini, pihaknya sedang mengusulkan ke Dinas Kesehatan agar dilakukan testing ke sekolah-sekolah yang lain. “Agar kita juga bisa mengevaluasi terkait dengan pelaksanaan PTM,” ungkapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan sekolah yang menyelenggarakan PTM, dilaksanakan 50 persen dari jumlah siswa atau 100 persen tapi dua shift. “Agar bisa mengatur jarak antar siswa di kelas. Kecuali sekolah yang jumlah siswanya tidak banyak, bisa 100 persen. Sekolah besar kami minta 50 persen, atau kalau 100 persen dibuat shift,” paparnya.

Sedangkan lama belajar di sekolah maksimal enam jam pelajaran, setiap jam pelajaran 30 menit.(drn)

Beri komentar :
Share Yuk !