Tekan AKI dan AKB, Bidan di Banjarnegara Terus di Up Grade

BANJARNEGARA – Kematian Bayi dan Ibu masih terus terjadi di Banjarnegara. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara menunjukkan, Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Banjarnegara tahun 2019 adalah 12,14/1000 kelahiran hidup dimana secara absolut dihitung dari jumlah kematian bayi sebesar 191 dengan kelahiran hidup sebesar 15.733. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2019 menurun dibanding tahun 2018 yang sebesar 14,1/1000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian 216 kasus dari 15.317 kelahiran hidup.

Secara kuantitatif maupun proporsi angka kematian ibu pada tahun 2019 mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yang dapat dilihat dari angka absolute jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2015 sebanyak 17 kasus (107,61/100.000 KH), tahun 2016 sebanyak 19 kasus (120,3/100000 KH), tahun 2017 sebanyak 21 kasus (137,6/100.000 KH), sedangkan tahun 2018 hanya 9 kasus (58,8/ 100.000 KH). Penyebab kematian dari 22 kasus di tahun 2019 yaitu perdarahan sebanyak 4 kasus, hipertensi dalam kehamilan 6 kasus, infeksi 3 kasus, gangguan sistem peredaran darah 4 kasus dan lain-lain 5 kasus.

Berbagai langkah dilakukan pemerintah dan instansi terkait untuk menekan angka kematian, baik ibu maupun bayi. Seperti yang dilakukan Rumah Sakit Islam Banjarnegara dengan merekrut dokter spesialis kandungan, yaitu dokter Iqbal Ardhi SpOG. Seperti diketahui bersama, di Banjarnegara hanya ada dua dokter spesialis kandungan yang bekerja penuh waktu.

Dengan keberadaan dr Iqbal, akan saling melengkapi dengan dokter spesialis kandungan yang sudah praktek sebelumnya, yaitu dr Vicky Admiral, SpOG dan dr Yosie Wijaya, SpOG. “Layanan sekarang di Rumah Sakit Islam Banjarnegara sekarang sudah bisa dari pagi hari, jadi semakin banyak masyarakat yang bisa periksa,”ujar dr Iqbal, kemarin saat mengisi materi perdarahan pasca persalinan pada para bidan di wilayah kerja Puskesmas Bawang 2.

Dikatakannya, berbagai faktor penyebab kematian ibu dan bayi diantaranya terlambat deteksi bahaya dini sehingga terlambat mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, terlambat merujuk ke fasilitas kesehatan, dan terlambat mendapat pelayanan kesehatan. “Karena itulah, kami coba turun ke bidan-bidan untuk up grade, berbagi pengalaman, studi kasus guna peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat,”tambahnya.

Dengan diadakannya kegiatan upgrading tersebut kepada para bidan yang merupakan ujung tombak pelayanan pada ibu mengandung, diharapkan angka kematian ibu dan bayi bisa menurun di kabupaten Banjarnegara. “Selain mengadakan pertemuan secara terbatas dengan para bidan, kita juga intens berkonsultasi secara daring,”pungkasnya. (nugroho)

Beri komentar :
Share Yuk !