Desa Kalibagor Siapkan Agro Wisata Pasca Pandemi

EMBUNG MINI : Wisata Desa Embung Mini di Desa Kalibagor terus dibenahi dan dilengkapi dengan sarana pendukung


Taman Embung Mini dan Kelengkeng Itoh

PURWOKERTO- Seiring menurunnya kasus positif baru, Kebijakan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM) di Banyumas berangsur turun. Hal tersebut disambut baik oleh masyarakat yang secara perlahan mulai melakukan berbagai persiapan khususnya sektor ekonomi.

Berkaitan dengan hal itu Desa Kalibagor Kecamatan Kalibagor kini tengah menyiapkan pengembangan wisata desa Embungmini dan agro wisata kelengkeng. Wisata tersebut sekaligus dipersiapkan untuk mendongkrak wisata desa pasca pandemi.

Kades Kalibagor, Slamet Riyanto SE mengungkapkan, Desa Kalibagor memiliki embung mini yang berukuran 40 x 90 m2, embung tersebut digunakan untuk mengairi pertanian warga. Kalibagor juga menjadi basis desa yang mengembangkan buah kelengkeng itoh sejak 2017 lalu.

Menurutnya, total luas lahan kelengkeng yang ada, mencapai 19 hektar. lahan tersebut merupakan milik desa, kelompok tani, dan SMK Pertanian.

Menurutnya budidaya kelengkeng tersebut awalnya bekerjasama dengan yayasan yang bergerak dibidang pertanian, namun saat ini petani sudah mengelola mandiri. Pihaknya juga berharap kelompok tani bisa mempertahankan budidaya kelengkeng tersebut.

“Sebelumnya petani sudah pernah panen, saat ini sedang masa perawatan agar kelengkeng bisa kembali panen, apalagi masa panen juga bisa diatur,” terangnya.

Hal tersebut menurutnya bisa menjadi potensi agro wisata. Bahkan pihak desa saat ini juga tengah mencari terobosan agar sektor tersebut bisa bangkit kembali.

Menurutnya BUMDEs saat ini juga tengah melakukan pembenahan pembenahan, termasuk penyiapan pendukung sarana pariwisata.

Sementara itu Kadus 3 Kalibagor Wartono mengungkapkan, desa sangat mendukung pengembangan kelengkeng. Saat ini petani diharapkan sudah bisa mandiri, apalagi sudah memperoleh ilmu budidaya kelengkeng.

Berkaitan dengan wisata pasca pandemi, menurutnya wisata embung mini menjadi prioritas pengembangan wisata desa. Diharapkan, pada saat panen, bisa menjadi magnet daya tarik bagi pengunjung.

Sementara itu Petani Kelengkeng Lasiman mengungkapkan, saat ini masih terus melakukan perawatan. Bahkan pemupukan dan booster untuk perangsang buah juga terus dilakukan.

“Ini tahap pertama sudah kami berikan pupuk kandang, dan pupuk kimia lain setelah itu baru diberikan booster,” terangnya.

Ia mengaku sudah pernah panen empat kali dan buahnya sangat bagus. Satu pohon bisa menghasilkan 60 kg. Bahkan kebun miliknya pernah disiapkan untuk panen raya. dengan persiapan yang dilakukan, diharapkan dalam 6 bulan kedepan sudah bisa panen.

Ia juga mendukung pengembangan agro wisata kelengkeng, apalagi ia juga sudah pernah mendapatkan keuntungan dan hasil dari budidaya kelengkeng. (saw)

Beri komentar :
Share Yuk !