Gula Kristal Cilongok Diekspor ke Brazil dan Jepang

PURWOKERTO-Kelompok Nira Barokah di Desa Sudimara Kecamatan Cilongok, Banyumas yang dipimpin Ditam berhasil mengekspor gula kristal buatan mereka hingga ke Brazil dan Jepang. Saat ditemui Banyumas Ekspres di rumahnya, Rabu, (26/1/2022), Ditam menceritakan awal mula dia merintis produksi gula serbuk (gula kristal).

Menurut Ditam, dia menjadi penderes sejak tahun 2014. Tak hanya Ditam, masyarakat di desa Ditam kebanyakan memiliki profesi yang sama. Di sinilah persoalan itu terjadi. Banyak penderes yang merasa harga jual gula cetak mereka diberi harga murah oleh pengepul. Didorong keinginan mendapatkan keuntungan yang lebih besar masyarakat membentuk kelompok Nira Barokah dan menunjuk Ditam sebagai pengepul gula cetak. “Dengan adanya kelompok ini harga gula dari petani menjadi lebih naik dan stabil,” ungkapnya.

Ditam menjelaskan, setiap dua bulan sekali, kelompok Nira Barokah mendapat pembinaan dari PT Coco Sugar Indonesia sebagai mitra kerja mereka. Selain itu, para petani juga lebih terjamin karena mendapat BPJS Ketenagakerjaan yang akan ditanggung kelompok dan PT tersebut.

Ditam menambahkan, setiap harinya menerima gula cetak organik dari petani. Kemudian, gula cetak itu diolah menjadi gula kristal. “Gula cetak dipanaskan. Setelah cair, disaring kembali.Proses terakhir adalah penghalusan (pengayakan) sampe gula menjadi butiran halus,” ujarnya.

Penghasilan gula kristal untuk perhari, lanjut dia, sementara ini 700Kg karena PT masih penuh. Tapi di bulan sebelumnya sampai 1 ton gula perhari. Ditam melanjutkan, gula kristal memiliki kelebihan dibanding gula jenis lain. Pertama, dari segi kesehatan lebih rendah kadar gulanya. Kedua, lebih higienis karena proses pengolahanya mengutamakan kebersihan. “Makanya bisa tembus ke luar negeri karena ketatnya peraturan di sana,” ungkapnya.

Dia berharap, pemasaran gula kristal tetap stabil dan lebih baik. Apalagi para petani di desa tersebut memiliki kode tersendiri untuk membedakan gula dari petani lainya. Dia juga berharap, ada regenerasi untuk petani dan penanaman kembali pohon kelapa khususnya jenis Genjah, Nias, dan Raja. “Karyawan di sini mayoritas warga Sudimara dan sekitarnya. Ada 100 lebih petani. Karena itu, saya ingin membantu perekonomian warga sekitar,” katanya.

Terpisah, salah satu penderes di Desa Sudimara, Solihun mengaku senang bergabung dalam kelompok Nira Barokah. “Saya mendapat tunjangan keselamatan. Selain itu, harga gula yang dihasilkan lebih tinggi dari harga pasar,” pungkasnya.(rifki)

Beri komentar :
Share Yuk !