Gunakan Dokumen Palsu, Kontraktor Bobol Bank Jateng Senilai Rp 1,8 Miliar

RUTAN : Petugas Kejari Purwokerto saat akan memasukan ke Rutan Banyumas.

PURWOKERTO – Penyidik Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Kejaksaan Negeri (Kejari) Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis (16/12/2021) menjebloskan PDP (32) pegawai adminitrasi kontraktor PT PJM Cilacap, ke Rumah Tahan (Rutan) Banyumas.

Pelaku PDP yang sudah ditetapkan menjadi tersangka itu, membobol Bank Jawa Tengah Cabang Purwokerto dengan menggunakan Cessie atau dokumen palsu. Sehingga Bank Jateng Cabang Purwokerto mengalami kerugian sebanyak Rp 1,8 miliar lebih.

Uang senilai Rp 1,8 miliar sudah digunakan oleh pelaku yang ada kemungkinan untuk membiayai pekerjaan lain, dan kepentingan pribadi.

Kepala Kejari (Kajari) Purwokerto, Sunarwan SH MHum menjelaskan penetapan tersangka setelah penyidik Tipikor melakukan penyelidikan, kemudian memeriksa 10 orang saksi dan menyita sejumlah dokumen.

Sunarwan, menambahkan tindak pidana yang merugikan negara itu, berawal pada tahun 2020 PT PDM selaku kontraktor mendapat pekerjaan pembangunan fasilitas dan sarana dari PT Pertamina di Tegal dengan nilai pembiayaan Rp 6,5 miliar.

Untuk pembiayaan proyek tersebut PT PDM menjaminkan surat perintah kerja (SPK) dari pemberi pekerjaan di Bank Jateng Cabang Purwokerto sebanyak Rp 6,5 miliar.

Pembayaran proyek tersebut oleh pihak pemberi pekerjaan dibayarkan tiga termin. Namun pada pembayaran termin ketiga atau terakhir sebanyak Rp 1,8 miliar, diambil pelaku dengan menggunakan dokumen palsu yang seolah olah bukan pekerjaan dari proyek lain, bukan Pertamina.

“Kasus itu terungkap setelah pihak Bank Jateng Cabang Purwokerto melakukan konfirmasi ke pihak Pertamina pada akhir tahun 2020 yang menjelaskan pembayaran sudah lunas pada bulan Oktober,” kata Sunarwan.

Sedang pembayaran termin ketiga sebanyak Rp 1,8 miliar yang seharusnya masuk Bank Jateng selaku pemberi biaya sudah diambil pelaku dengan menggunakan dokumen palsu yang seolah olah pembayaran dari proyek lain atau fiktif.

” Pihak Bank dibohongi dengan menggunakan dokumen palsu, yang seolah olah pembiayaan proyek lain alias fiktif,” jelas Sunarwan. Kasus ini kemudian ditindak lanjuti oleh penyidik Tipikor Kejari Purwokerto.

Setelah cukup bukti, penyidik akhirnya menahan PDP di Rutan Banyumas. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatanya pelaku dijerat dengan pasal 2 dan 4 Undang Undang (UU) Tahun 2001 tentang perubahan UU Nomor 31 Tentang pemberantasan korupsi dengan ancaman minimal 4 tahun penjara dan maksimal 20 tahun penjara.

Dalam kasus yang merugikan negara ini ada kemungkinan masih ada tersangka lainya. Sehingga saat ini penyidik terus melakukan penyelidikan dan sudah menyita dokumen. (saw)

Beri komentar :
Share Yuk !