Hadapi Pandemi Santri Tetap Berkontribusi

PURWOKERTO – Sejak awal pandemi covid merebak, Februari lalu kalangan santri dengan sigap dan mengadaptasi situasi. Jauh sebelum jogo santri digaungkan, para santri juga telah berkontribusi bagi warga disekitar pesantren.

Hal itu dikemukakan Alfian Ihsan selaku Pembina Satgas Jogo Santri atau Tim Gugus Tugas Covid 19 Pesantren Mahasiswa An Najah Kutasari Baturraden.” Justru pada awalnya kami melakukan donasi bagi warga di sekitar pesantren yang terdampak secara ekonomi, sebab saat ini banyak warga yang kehilangan pekerjaan,” ungkapnya dalam kesempatan Diskusi terbatas melalui Google Meet yang diselenggarakan Banyumas Ekspres dan Kebumen Ekspres, Kamis (12/11) .

Awal pandemi merebak, banyak santri mahasiswa yang tengah libur semester dan mudik ke kampung masing-masing. Jumlah santri yang tinggal di pesantren relatif sedikit, namun hal itu tidak mengurangi peran berbagi kepada masyarakat. Hal itu diwujudkan dengan membagikan donasi sembako kepada 100 warga di sekitar pesantren.

Kemudian pasca Idul Fitri, santri mulai datang ke pesantren. Hal tersebut adalah momen penting untuk mencegah dan memutus penyebaran covid 19 di pesantren. ” Kami secara intensif berkordinasi dengan Puskemas Baturraden, melakukan pemeriksaan kesehatan bagi santri, mereka yang terindikasi mengalami gangguan kesehatan tidak diperkenankan masuk pesantren. Alhamdulilah santri yang masuk semua sehat, dan hingga saat ini juga tidak ada yang terpapar covid,” tambahmnya.

Adapun hubungan pesantren dengan pemerintah, ada tim poskestren, secara fisik memang belum ada klinik, namun komunikasi secara intensif dengan puskesmas Baturraden.

Menurutnya kebiasaan baru yang diterapkan di pesantren tidak serta merta mengurangi semangat, maupun membuat santri kaget dengan kebiasaan terhadap adaptasi baru. Saat ini santri tetap bisa berkarya dan semangat.

Kesehatan memang faktor penting agar proses belajar bisa berjalan dengan baik. Salah satu kebiasaan baru yang diterapkan yakni ngaji secara online. Adapun protokol kesehatan, sudah menjadi kebiasaan baru yang melekat.

Agar satri tidak bosan atau tetap enjoy saat belajar online, bersama ustad, maka disiapkan perangkat yang memadai. Seperti layar yang lebar dan sound yang memadai, sehingga seluruh santri bisa mengikuti pembelajaran dengan baik.

Selain mengasah ilmu agama, santri di An Najah berbasis pada pembelajaran penuslisan, sastra, esai. Terdekat yang sudah dilakukan yakni apresiasi bulan bahasa, pentas produksi ada teatrikal, dan pembacaan puisi. Kegiatan lain yang dilakukan yakni ekonomi pesantren, seperti budidaya lele, peternakan kambing, dan berkebun, meski masih skala kecil menenegah.

“Itu semua adalah wahana belajar bagi santri agar berdikari, dan mandiri kedepannya,” terang Alfian.

Sementara itu Anggota Tim Gugus Tugas Covid pesantren An Najah Latif mengatakan. Upaya pencegahan yang dilakukan yakni dengan screening ketat. Hal itu misalnya memastikan, santri yang datang tidak berasal dari zona merah, selama liburan juga tidak berkunjung ke tempat keramaian, pada saat datang, diantar oleh keluarga. Sebelum berangkat ke  pesantren sudah cek kesehatan dari daerah asal. Sesampainya di Pesantren juga kembali di Cek kesehatan.

Semua langkah tersebut dilakukan untuk memastikan kesehatan setiap santri, sehingga, setelah mereka berkumpul di satu tempat bisa terjaga kesehatannya.

Dalam diskusi terbatas melalui Google Meet kemarin juga dihadiri sejumlah tokoh pesantren diantaranya Abah Ali Munif, termasuk kalangan santri dan jurnalis.

Diskusi terbatas tersebut selain mengupas aktivits santri selama masa pandemi juga sekaligus memberi edukasi kepada masyarakat luas, tentang upaya pencegahan covid 19. (saw)

 

Beri komentar :
Share Yuk !