Korban Penipuan Umroh Bertambah, Enam Orang Lapor Polisi

PURWOKERTO – Sejumlah jamaah Umroh di Banyumas melaporkan dugaan penipuan ke Polresta Banyumas. Hingga Selasa (12/2) ada enam orang yang melaporkan ke polisi. Namun di duga ada sekitar 127 orang yang menjadi korban penipuan umroh.

Salah satu korban penipuan Ahmad Suwito Satim ( 60) Warga Kemutug Lor Kecamatan Baturraden mengatakan ia sudah setor Rp 53 juta untuk dua orang. Dia dijanjikan bakal berangkat Juli. “Ternyata mundur dan dijanjikan November, ternyata Desember orangnya kabur,” ujarnya. Awalnya dia menunggu itikad baik, tetapi karena yang bersangkutan kabur akhirnya memilih melaporkan pidana ke polisi.

Pengelola umroh yang dilaporkan adalah adalah Rudianto warga Kabupaten Kebumen. Setahun terakhir Rudi menikah dengan Ningrum pemilik Ponpes Yatim Piatu Al Hikmah di Desa Kemutug Lor kec Baturraden. Sebelumnya Ningrum menikah dengan Kyai Abas selaku pengasuh pondok pesantren, tetapi sudah bercerai. Mulanya saat dikelola Kyai Abas Biro perjalanan umroh tersebut lancar dan pernah memberangkatkan dua kali.

Modus Investasi Barang Antik

Korban lainya Dani Hadi Winata, warga Desa Pertabatan RT 2/1 Kelurahan Purwokerto Kidul mengungkapkan, dia sudah membayar Rp 23 juta. Awalnya dia kerjasama investasi untuk jual beli barang antik. Barang tersebut berbentuk samurai. Dia hanya diberitahu gambar samurainya saja, bukan fisiknya. Namun sepanjang menjalani investasi itu Dani tak pernah mendapatkan pengembalian modal maupun hasil. Kemudian Dani ditawari untuk menjadi jamaah umroh. “Dari pada yang tidak kembali, saya sepakat untuk ikut umroh,” terangnya.

Karena curiga tidka kunjung berangkat, Dani melakukan penelusuran ke PT Laraiba Shakira di Jl Pahlawan Purwakarta Jawa Barat. Setelah dicek ternyata belum pernah ada setoran sama sekali ke PT tersebut. Di Banyumas Rudi bertindak sebagai mitra, dan tidak memiliki kantor. Belakangan Rudi menyebut akan membangun pondok pesantren di Baturraden, tetapi ternyata juga tidak benar.

Setelah ditelusuri lagi, yang bersangkutan awalnya bekerja sebagai kondektur bus. Untuk memikat para calon jamaah umroh ia juga merubah nama menjadi Rudianto Prasetyo Wibowo Diningrat yang di pampang di banner atau spanduk. Selain itu yang bersangkutan juga mengaku dekat dengan keluarga cendana.

Dani mengaku setelah menjadi calon jamaah umroh, ia juga mengajak dua orang yang sudah setor masing- masing Rp 57 juta. Bahkan korban tidak hanya dari Banyumas, tetapi dari luar daerah seperti Gombong, Kebumen, Pekalongan.

Korban lain yang ikut melapor ke Satreskrim Polresta Banyumas yakni Uswatun khasanah warga Sokaraja, dan Dedi Kusworo warga Desa Lemberang Sokaraja. Menurut Dani, saat ini masih banyak warga yang percaya dan masih berharap bisa berangkat umroh.

Sementara itu Kapolresta Banyumas AKBP Wisnu Caraka SIK mengungkapkan, ia sudah menerima adanya laporan tersebut. Sebelumnya ada satu orang yang melapor, dan kemarin bertambah lagi, ada beberapa orang yang melaporkan.

Berkaitan dengan laporan tersebut pihaknya segera menindaklanjuti dan melacak keberadaan pelaku. “Yang pasti sedang kita lacak, kalo kita ungkap keberadaannya nanti pelaku melarikan diri, yang pasti kita tangani secara serius,” ungkapnya. ( saw)

Beri komentar :
Share Yuk !