Maca Babad Pasir Luhur Menjadi Pembuka Festival Tunas Bahasa Ibu Jawa Tengah

BANYUMAS – Sejak tiga tahun terahir tradisi Maca Babad Pasir Luhur di Grumbul Cibun, Desa Sunyalangu, Kecamatan Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah kembali hidup setelah puluhan tahun tidak terdengar.

Tradisi Maca Babad Pasir Luhur yang dulu kala selalu di kumandangkan tukang maca Mbah Sikun (Almarhum) dalam momen penting seperti, upacara mitoni atau tujuh bulan kehamilan, upacara mimiti menjelang panen padi, upacara mendirikan rumah, dan upacara penting masyarakat lainya sempat hilang lama dan kini mulai terdengar kembali.

Nisa Roiyasa sebagai Founder Rumah Cibun pada tahun 2019 mulai menemukan dan mengajak anak anak keturunan Mbah Sikun untuk menghidupkan kembali tradisi yang telah mati. Dalam perjalanannya warga Dusun Cibun kemudian belajar hingga ahirnya mulai diturunkan ke anak anak di dusun yang terletak di lereng selatan kaki Gunung Slamet.

“Setelah warga semangat menghidupkan kembali Maca Babad Pasir Luhur, tim dari Pusat Penelitian Budaya dan Pariwisata LPPM Unsoed bersama dengan Balai Bahasa Jawa Tengah melakukan pendampingan, bahkan tidak hanya di hidupkan kembali akan tetapi diwariskan ke anak anak Dusun Cibun” ujar Nisa Roiyasa.

Dari proses yang panjang, anak anak Dusun Cibun tidak hanya dapat melantunkan Maca Babad Pasir Luhur saja. Dengan didampingi Komunitas Kie Bae anak anak bahkan mampu menyajikan pertunjukan mini drama kisah Raden Kamandaka dan Dewi Ciptarasa dalam kemasan maca babad dan jemblungan.

Atas pencapaian ini, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah mengundang anak anak Dusun Cibun untuk tampil dalam pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Jawa Tengah dari tanggal 11-13 November 2022 di Hotel Griya Persada Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

“Kami Balai Bahasa Jawa Tengah menampilkan anak anak dari Dusun Cibun sebagai representasi dari program revitalisasi dan pewarisan bahasa ibu sehingga dapat menjadi model pelestarian bahasa ibu yang mengakar ditengah masyarakat” ujar Ganjar Harimansyah Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah.

Pertunjukan Maca Babad Pasir Luhur yang berlangsung 20 menit dengan mengangkat kisah asal usul Raden Kamandaka dan pertemuanya dengan Dewi Ciptarasa hingga ahirnya menjadi Raja Pasir Luhur memukau seluruh penonton yang merupakan peserta festival se Jawa Tengah. Tingkah polos dan totalitas anak anak dalam pertunjukan ini mendapat apresiasi dari seluruh penonton.

“Kami Pusat Penelitian Pariwisata dan Budaya LPPM Unsoed berharap tradisi yang ada di masyarakat benar benar dihidupkan dan berkembang tidak hanya ada dalam acara seremonial, di Dusun Cibun seluruh warga lintas genderasi menjadikan maca babad sebagai sarana belajar” pungkas Imam Suhardi Kepala Pusat Penelitian Pariwisata dan Budaya LPPM Unsoed Purwokerto. (*)

Beri komentar :
Share Yuk !