Mencecap Nikmatnya Sirup Jahe Bu Husnul Diproduksi Sejak tahun 2000, Diminati Banyak Kalangan

Purwokerto – Aroma wangi jahe dan gula merah yang khas tercium begitu wangi dari pelataran rumah, saat kami mengunjungi rumah bu Husnul di Pasir Muncang Purwokerto Barat. Sejurus kemudian, terlihat sejumlah orang tengah sibuk mengolah minuman biang jahe.

Sejak tahun 2000 lalu, bu Husnul mengawali produksi biang jahe yang kini semakin banyak diminati.Ya, berkat produksi biang jahe tersebut, anggota keluarga dan sanak saudara tidak perlu repot-repot mencari kerja di tempat lain. Bahkan anak dan sanak saudara bisa ikut membantu produksi minuman jahe tersebut.

“Ini bisa bertahan satu bulan jika disimpan di suhu ruang biasa, tapi jika di kulkas bisa 3 bulan lebih,” kata Hasnil Kakak dari Husnul yang tengah membungkus jahe tersebut.

Setiap hari ia membantu usaha adiknya, dengan mengemas biang jahe. Ada yang dikemas dengan plastik ukuran 30 mili ada pula yang dikemas dengan botol ukuran 600 mili. Jika produksi banyak, proses pengemasan biasanya sampai malam hari, bahkan tengah malam.

“Kemarin awal-awal ada corona, pesanan sangat banyak, sampai tiap hari lembur, kalo sekarang sudah biasa lagi,” tambahnya.

Setiap hari, jahe yang diolah rata-rata 40 kg lebih. Produksi dimulai pagi hari, jahe yang sudah dibersihkan lalu diserut dan diambil sari nya. sari jahe kemudian dicampur dengan gula merah pilihan lalu dimasak hingga matang. Setelah itu biang jahe didinginkan dan ditaruh dalam wadah baskom. setelah dingin biang jahe tersebut dikemas lalu dijual.

Menurut bu Husnul, awal mulai produksi biang jahe yakni untuk keluarga. Rupanya saat sanak saudara dan tetangga minum jahe tersebut, banyak yang suka. ” Dulu kenapa kami pilih biang jahe, itu karena kalo musim hujan butuh penghangan badan, biasanya orang yang butuh minuman penghangat malas keluar, maka saya bikin kemasan supaya praktis,” terangnya.

Sebelum memulai usaha biang jahe, awalnya bu Husnul membuka usaha toko kelontong, namun karena persaingan makin banyak, ia berusaha menciptakan produk baru yang masih berpeluang bagus. Awalnya ia mulai menitipkan di warung-warung dan pasar terdekat. Kini hampir rata-rata toko kelontong, angkringan di Purwokerto sudah banyak yang berlangganan.

Menurutnya, memang banyak tantangan usaha minuman biang jahe, salah satunya harga bahan baku yang fluktuatif. Sehingga ia juga kadang sulit untuk menaikkan harga jual produk. Namun menurutnya, salah satu prinsip orang berusaha yakni telaten ulet dan tidak takut tantangan. Sehingga meski kadang harus mengurangi untung karena bahan baku mahal, ia tetap bisa ber produksi dan melayani para pelanggan.

Untuk menambah kapasitas usaha, selama ini ia mengaku mendapat permodalan dari PNM UlaMM Cabang Purwokerto. Sehingga dari awal mula usaha yang menggunakan alat seadanya, kini ia bisa menambah produksi dan peralatan.

Karena saat ini era online, salah satu anaknya Fidyawan ( 24) juga kerap memposting jualan via online. Hasilnyapun semakin bertambah customer dari luar kota. “Produk kami sudah banyak yang pesan, baik Jakarta maupun kota lain di luar Jawa,” ujar Fidyawan yang akrab di sapa Awan.

Penjualan via online, saat ini semakin bertambah peminatnya, apalagi prosesnya juga cukup mudah. Tinggal pesan barang dikirim sesuai alamat tujuan. “Biasanya yang sudah pernah merasakan, akan order lagi dan kadang juga merekomendasikan. Selama ini tidak banyak yang komplain, bahkan lebih banyak yang cocok dengan biang jahe yang kami jual,” terangnya. (saw)

Beri komentar :
Share Yuk !