Panduan New Normal Disiapkan, Pesantren Butuh Pendampingan Fasilitasi Kesehatan

BANYUMAS – Menghadapi new normal sekaligus persiapan dibukanya kembali pondok pesantren, Robitoh Ma’had Islamiyyah (RMI) Banyumas menggelar rapat kordinasi bersama Bupati beserta forkompinda.

Dalam kesempatan tersebut pengurus RMI yang juga Ketua Fraksi PKB Imam Ahfas mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Banyumas diminta menyiapkan anggaran untuk fasilitasi dan pendampingan kesehatan santri.

Fasilitasi tersebut khususnya bagi para santri yang hendak berangkat ke pondok pesantren.

“Kami berharap Dinas Kesehatan Banyumas bisa layani rapid test untuk santri. Pemda juga perlu memfasilitasi anggaran untuk kedatangan, dan keberangkatan santri,” terangnya.

Dengan adanya peran fasilitasi tersebut, diharapkan pesantren tidak menjadi cluster baru penyebaran Covid.

Dalam kesempatan tersebut ia juga mengapresiasi langkah Bupati Banyumas yang efektif dalam penanggulangan Covid 19.

Ketua RMI Banyumas M Roqieb MAg mengatakan, pesantren diharapkan bisa segera beraktivitas melakukan pembelajaran. Namun kondisi saat ini masih banyak keterbatasan sehingga perlu adanya dukungan pemerintah.

“Melalui Audiensi ini, kami harapkan pemerintah bisa memprioritaskan pesantren,” terangnya.

Di Banyumas sendiri terdapat 181 pesantren dengan jumlah santri puluhan ribu orang. Karakter pesantren sendiri cukup beragam. Di kota, pesantren ada pula yg diisi oleh kalangan mahasiswa.

Sementara itu Bupati Banyumas Ir Achmad Husein mengatakan, prinsipnya terbuka dan siap memberikan pelayanan. Namun demikian pihaknya juga butuh masukan data pasti sekaligus kroscek lapangan.

Selain itu pihaknya juga meminta agar dibuat pedoman new normal di kalangan pesantren.

“Jangan sampai ada OTG yang masuk, saya harap pesantren menerapkan standar ekseklusif, sehingga tidak ada keluar masuk secara bebas. Jika ada satu yang terpapar maka dengan cepat bisa menyebar. Ini yang harus diwaspadai,” terangnya.

Jika nanti didapati ada yang terinfeksi, maka harus secara cepat dilakukan isolasi agar tidak menyebar.

Bupati berharap agar santri yang kembali ke pondok, diutamakan yang berasal dari Banyumas. Jika ada yang berasal dari luar Banyumas pastikan dari daerah hijau.

“Santri yang berasal dari zona merah, kalau bisa jangan kembali dulu,” kata Bupati.

Terkait dengan rapid test untuk santri, Bupati menyarankan agar kerjasama dengan pihak ketiga. Salah satunya dengan Universitas Jenderal Sudirman (Unsoed) yang saat ini sudah tersedia perangkatnya.

Untuk memastikan langkah yang diambil pemerintah, selanjutnya bupati akan melanjutkan rapat pada Kamis mendatang. Sembari menunggu SOP dan panduan new normal di pesantren siap.

Rapat kordinasi tersebut juga dihadiri dari unsur Depag, pengurus DPC PKB dan F-PKB, Dandim, Kapolresta, Kejaksaan Negri Purwokerto, Bagian Kesra Pemda Banyumas, dan sejumlah tokoh ulama Banyumas.(saw)

Beri komentar :
Share Yuk !