Pembakaran Jerami Berdampak Negatif untuk Lingkungan

BERASAP : Asap dari pembakaran jerami setelah panen

BANYUMAS-Musim panen padi menyisakan jerami di areal persawahan. Kebanyakan petani memilih membakar jerami yang ada di sawah.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas Unit Pengelola Kebersihan dan Pertamanan (UPKP) Wilayah Sumpiuh tidak merekomendasikan pengelolaan jerami padi dengan cara dibakar.
Pembakaran jerami padi praktis menimbulkan asap. Hal tersebut dapat berdampak negatif pada lingkungan sekitar. Terutama areal persawahan yang dekat dengan pemukiman.
“Asap dari pembakaran jerami bisa menyebabkan gangguan pernafasan atau ISPA,” kata Kepala UPKP Wilayah Sumpiuh Titien Isnaeni, Senin (29/3).
Asap yang ditimbulkan dari pembakaran jerami padi juga dapat mengganggu pengguna jalan. Tidak jarang petani membakar jerami di pinggir jalan. Sesuai dengan lokasi perontokan padi.
Oleh karena itu, UPKP mengajak petani untuk mengelola jerami setelah panen padi. Diantaranya jerami dibuat kompos. Selain itu, bisa melakukan kerja sama dengan peternak sapi.
“Jerami padi tidak boleh dibakar,” imbuh Titien.
Ketika petani secara perseorangan kesulitan mengelola jerami sendiri. Petani bisa melalui kelompok tani.
Terpisah, Arir, petani, menyebut paling mudah mengurus jerami setelah panen memang dengan cara dibakar. Tinggal menunggu beberapa hari setelah panen agar jerami kering. (fij)

Beri komentar :
Share Yuk !