Sungai Serayu Rentan Bahaya Banjir Akibat Sedimentasi

BANYUMAS  – Sungai Serayu, yang berperan penting dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Banyumas, kini menghadapi ancaman serius akibat sedimentasi dari Bendungan Mrican, Banjarnegara. Dalam rapat persiapan Hari Kesiapsiagaan Bencana yang digelar oleh BPBD Kabupaten Banyumas di Desa Kebasen, menjadi sorotan utama bahwa Sungai Serayu sedang dalam kondisi tidak baik.

Sedimentasi di Sungai Serayu telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, terutama karena kegiatan Flushing yang dilakukan oleh PT Indonesia Power di Bendungan Mrican. Penggelontoran sedimen secara terjadwal menyebabkan peningkatan bahaya banjir di sepanjang Sungai Serayu, terutama di daerah Bendung Gerak Serayu di Rawalo.

Hal itu diungkapkan Eddy Wahono, seorang pemerhati sungai dan pembina Forum Relawan Lintas Organisasi (FORTASI) Banyumas Raya, menggarisbawahi urgensi penanganan masalah ini. “Kondisi Sungai Serayu saat ini sangat rentan terhadap banjir lumpur dan aliran air deras akibat Flushing dari Bendungan Mrican,” ujarnya.

Menurut Eddy, penyelesaian masalah sedimentasi di Bendungan Mrican belum menemui solusi yang memadai, meskipun flushing rutin dilakukan oleh PT Indonesia Power setiap minggu. “Sedimentasi yang terus bertambah mengancam Sungai Serayu. Pemerintah harus segera mencari solusi tuntas terhadap masalah di hulu sungai,” tegas Eddy.

Lanjut Eddy, permasalahan penyelesaian masalah sedimentasi dibendungan Mrican Banjarnegara yang dikelola oleh PT Indonesia Power sampai saat ini belum mendapatkan solusi yang tepat dan cepat untuk penanganannya.
Sedimentasi sudah hampir mencapai 90 persen dari luasan area bendungan.

Cara yang menjadi andalan saat ini hanya Flushing penggelontoran sedimen yang dicampurkan dengan air.

Sejak Flushing penggelontoran awal april 2022 Indonesia Power melakukan penggelontoran lumpur dan air setiap minggu dan pada kondisi tertentu saat sedimen akan digelontor bila sudah menumpuk dan membahayakan pembangkit listrik.
Eddy menghitung bila flushing 541 m3 / detik selama 30 menit serayu hilir akan menerima 541 m3 x 60 detik x 30 menit = 973.800 m3.
Kandungan lumpur 2 % x 973.800 m3 = 19.476 m3
Lumpur digelontor ke Serayu dalam 1 tahun (52 minggu x 19.476 m3 = 1.012.752 m3 lumpur).
Bila 1 minggu 2 x Flushing maka akan mendapatkan kiriman lumpur sebanyak 2 x 1.012.752 m3 = 2.025.504 m3 Lumpur. 

Permasalahan sedimentasi Bendungan Mrica yang dikelola PT Indonesia power disebabkan karena kerusakan hulu sungai akibat alih fungsi lahan daerah tangkapan air sudah menjadi lahan pertanian kentang.

Setiap tahun Bendungan mrican mendapatkan kiriman sedimen hampir mencapai 5 juta m3.

Sedangkan BPBD Kabupaten Banyumas menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi Sungai Serayu. “Kami berkomitmen untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan penanganan bencana banjir di sepanjang Sungai Serayu,” ungkap seorang perwakilan.

Pemerintah daerah diminta untuk segera bertindak mengatasi akumulasi sedimen di Bendungan Mrican serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif demi melindungi masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Serayu.




Beri komentar :
Share Yuk !