Tak Perlu Takut Namun Pahami Covid 19, Protokol Kesehatan Diterapkan dalam Keseharian Santri

BANYUMAS-Kebumen Ekspres dan Banyumas Ekspres mengadakan diskusi terbatas melalui google meeting dengan tema “Tetap Ngaji dengan Menjaga Imun dan Aman di Tengah Pandemi”, Senin (26/10).

Diskusi tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara, dr Agus Ujianto M.Si.Med, Sp.B, dan Juru Bicara Rabithah Ma’ahid al Islamiyah Nahdlatul Ulama Kabupaten Banyumas, Gus Enjang Burhanudin Yusuf S.S, M.Pd.

Gus Enjang dari RMI menjelaskan, sejak diumumkan ada Pandemi, pihaknya sempat mengeluarkan maklumat untuk lockdown, pada awal bulan Mei. Santri yang di dalam pesantren tidak boleh keluar, begitu sebaliknya. Memasuki bulan puasa akhirnya santri dipulangkan. Bulan Juni ada wacana santri sudah di rumah terlalu lama sehingga harus kembali ke pesantren. Akhirnya pihak RMI menghadap ke bupati agar diberi kemudahan berupa surat edaran untuk mulai pembelajaran dengan syarat yang ketat. Diantaranya, pesantren harus menyiapkan tempat isolasi mandiri.

“Pesantren melakukan screening bagi santri yang baru datang. Lalu dikarantina.Karena santri ada sekitar 500 orang, maka sampai dibuat 5 gelombang,” ujarnya.

Menurutnya, segala upaya pencegahan sudah dilakukan baik dengan protokol kesehatan maupun dengan doa-doa seperti istighosah dan mujahadah. Mereka bekerja keras agar tidak ada santri yang meninggal. Adanya santri yang tetap terpapar Covid-19 menjadi pukulan telak bagi pesantren. “Meski demikian hal itu bisa diatasi dengan koordinasi dengan berbagai pihak,” tegasnya.

Buktinya, di daerah Ciwarak, dari 62 santri yang diswab, 11 santri yang terpapar dinyatakan sembuh total. Kasus di Karangsuci juga yang positif saat ini sudah negatif. Sedangkan santri di bawah naungan FKPP yakni Mambaul Khusna dari 75 yang positif, per hari minggu sudah dipulangkan 20 sisa 52 orang di rumah karantina Baturraden.
“Intinya virus tak kenal agama atau kesalehan. Mau pejabat atau dokter semua bisa terkena. Ini bukan aib, bisa menyebar ke siapa saja. Jadi harus saling menjaga satu sama lain,” jelasnya.

Saat ini cara yang dilakukan untuk mencegah tersebarnya covid-19, lanjut dia, terutama bagi orang tua santri yang ingin menengok adalah harus menggunakan protokol kesehatan.
“Datang harus gunakan masker. Tidak boleh kontak fisik. Duduk berjarak 2 meter. Jam bertemu juga dibatasi. Untuk santri sendiri dihimbau harus sering berwudu. Jika batal langsung wudu. Jika ada yang terpapar, maka ustad dari luar tidak boleh masuk dulu. Kami fasilitasi dengan google meet atau zoom untuk ngaji online,” tandasnya.

Covid-19 Harus Dipahami Bukan Ditakuti

Direktur Rumah Sakit Islam Banjarnegara, dr Agus Ujianto mengatakan, virus corona dari dulu sebenarnya sudah ada hanya bentuknya bermacam-macam, ada SARS, MERS dan sebagainya. Lalu pada 2019, bermutasi menjadi covid-19.

Ia mengatakan penyakit di dunia beberapa penyebab. Semisal sejak lahir memang membawa penyakit tersebut semisal yang lahir dengan bibir sumbing, tanpa jari dan sebagainya, selanjutnya penyakit trauma semisal karena kecelakaan, patah tulang luka bakar dan sebagainya. Berikutnya adalah penyakit karena infeksi. Sakit karena infeksi ini bisa disebabkan karena jamur, bakteri dan virus.

Jamur ada obatnya semisal salep, bakteri obatnya antibiotik sedangkan virus hanya bisa dilawan dengan kekebalan tubuh.Kekebalan tubuh bisa berasal dari dalam diri sendiri, lainnya dibantu dengan melemahkan virus menggunakan vaksin. “Semisal dites ternyata positif dan tanpa gejala, ya tidak usah pusing. Tapi protokol kesehatannya diterapkan. Karantina mandiri, pakai masker dan jaga jarak,” kata dia

Ia mengatakan penyakit Covid 19 ini ada, protokol kesehatannya juga ada, imunitas tubuh sejak dari dulu ada. “Covid itu sudah sunatullah, jadi jangan takut tapi paham. Bagaimana adaptasi kebiasaan baru,” kata dokter Agus.

Menurutnya saat pandemi berakhir, kebiasaan baru akan bermanfaat bagi generasi mendatang. Di mana dunia tumbuh, penduduk kian padat. Maka cara-cara pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, pakai hand sanitizer adalah untuk mencegah diri sendiri jika ada penyakit yang menyerang jumlah orang cukup banyak. “Protokol kesehatan menjadi salah satu cara untuk mencegah paparan virus. Ini

membuat dunia lebih baik untuk anak cucu kita,” ujarnya.

Terkait dengan pencegahan Covid di pesantren sinergisitas harus terus dibangun antara pemerintah, rumah sakit dan pesantren. Jika ada yang positif, pemerintah harus menyiapkan sarana dan prasarana. Ponpes harus punya MoU agar nanti pengobatan santri yang positif bisa diklaim ke Rumah Sakit. (ina)

Vidio Diskusi bisa dilihat di :

 

 

 

 

Beri komentar :
Share Yuk !