Tangkal Paham Radikalisme, Hizbul Wathan dan Kokam UMP Gelar Webinar Nasional

Memperkokoh Peran Mahasiswa dan Pemuda

PURWOKERTO – Radikalisme menjadi ancaman nyata bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Menagkal munculnya bibit disintegrasi bangsa, Biro Kemahasiswaan dan Alumni berkolaborasi dengan Hizbul Wathan dan Kokam Universitas Muhammadiyah Purwokerto menyelenggarakan Webinar Nasional yang bertemakan “Memperkokoh Peran Mahasiswa dan Pemuda dalam Menangkal Paham Radikalisme” bertempat di Ruang Sidang Kantor Pusat Universitas Muhammadiyah Purwokerto (24/12/2021).

Webinar ini diikuti sekitar 100 peserta, 25 peserta menghadiri sacara langsung atau offline dan sebagian menghadiri melalui via zoom meeting.

Kegiatan dibuka oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan AIK Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Akhmad Darmawan, M.Si. Dalam sambutannya Darmawan menyampaikan bahwa radikalisme biasanya dikaitkan dengan agama, sebenarnya radikalisme adalah sebuah paham bahwa hanya dirinya yang paling benar dan dapat mewabah ke semua orang.

Tujuan diselenggarakan webinar ini adalah untuk memberitahu dan menyadarkan mahasiswa akan bahaya paham radikalisme dan menghimbau supaya para mahasiswa tidak terjebak dalam paham radikalisme.

“Acara ini sangat baik diselenggarakan supaya mahasiswa memahami konteks radikalisme. Bahwa akhir-akhir ini radikaliasme sangat terkenal sangat masif di medsos yang mungkin kalau tidak di ilmu dengan baik semua orang akan dicap sebagai radikal,” ungkapnya.

Indonesia merupakan negara yang majemuk yang terdiri dari suku bangsa dan agama tetapi juga terbingkai dengan Bhineka Tunggal Ika. Ini harus dimaknai oleh generasi muda bahwa toleransi ini juga harus dilakukan. Jadi yang namaya radikal tidak selalu dikaitkan dengan agama, radikal itu ideologi. Jadi ideologi yang memecah belah yang merusak tata negara itu lah radikalisme.

Darmawan juga mengajak masyarakat agar jangan sampai salah persepsi, misal menganggap yang memakai jilbab yang besar dan serba hitam dan laki-laki berjenggot, memakai koko, dan celana cingkrang itu radikal.

Menurutnya, militansi menyakini agamnya dengan sepenuh hati itu bukan radikal, jadi bagi mahasiswa harus memahami apa itu radikal.

Dalam sambutannya Darmawan juga berpesan bahwa mahasiswa harus banyak literasi dan mempelajari tentang paham radikalisme yang dapat merusak masa depan dan juga tata negara Indonesia. Dan mahasiswa juga harus memiliki prinsip yang kuat akan agamnya supaya tidak mudah terjerumus dalam paham radikalisme. (dta/bka)

Beri komentar :
Share Yuk !