Telur Asin Berwarna Coklat Gegerkan Warga Karanglewas

PURWOKERTO-Temuan telur asin berwarna coklat sempat membuat geger warga Desa Karanglewas, Kecamatan Pekuncen Banyumas, Jumat (7/2).

Telur asin berwarna coklat itu ditemukan  seorang pedagang bernama Komaroh (42) warga RT 3 RW 8 Desa Karangklesem, Kecamatan Pekuncen.

Mulanya, Ugi warga setempat, memesan telur asin kepada Komaroh, dan tidak ada yang aneh dari fisik, sama besarnya dengan telur biasanya. Perbedaanya, ketika dibuka tidak ada rongga udara seperti layaknya telor asin pada umumnya. Kemudian, telur asin berwarna coklat dan kenyal seperti jeli.

Merasa aneh, Komaroh kemudian melaporkan kepada pihak desa dan Polsek setempat. “Saya sendiri terkejut, baru kali ini melihat telur asin yg teksturnya beda dan warnanya berubah,” ungkapnya.

Atas laporan tersebut, pihak desa melanjutkan ke Dinas Kesehatan Banyumas dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banyumas.

“Kami sudah melakukan uji boraks dan formalin dan hasilnya adalah negatif. Kami kemudian ke labkesmas yang sudah terakreditasi untuk uji boraks dan formalin ternyata hasilnya juga negatif,” ujar Kasi Pangan dan Kesehatan Lingkungan Dinkes Banyumas, Imam Subagyo.

Pihaknya mengatakan, untuk mengetahui penyebab pasti telur berwarna kecoklatan diperlukan melihat dari beberapa aspek.

“Kita lihat dari sumber bahan bakunya, bisa saja sumber nya sudah jelek, tapi kita belum tahu yang sumber utamanya itu apa dulu. Selain itu sumber telur tersebut jauh, yaitu di Gandrungmangu, Cilacap,” tambahnya.

Pihak Dinas Kesehatan Banyumas akan melakukan uji lab yang lebih teliti melalui badan POM.

Sementara itu, Pengawas Farmasi Obat dan Makanan BPOM Banyumas, Winanto mengatakan, akan menguji mutu telor asin misalnya saja kadar garam minimum.

“Misalnya saja pengujian kadar garam mestinya kurang dari 2 persen. Kemudian cemaran mikroba, kalau dalam persyaratan itu tidak boleh ada salmonela typosa,” katanya.

Pengujian dilakukan untuk mengetahui mutu dari telur asin itu sendiri. Menguji telur asin berwarna coklat itu perlu dilakukan uji protein dan uji kadar air serta kadar lemak.

“Nanti akan dibandingkan telur yang asli dan telur yang palsu. Kita bawa sampel telur yang diduga palsu tersebut ke Balai Besar POM Semarang dan akan kita uji laboratorium secara lengkap,” tambahnya.

Bukan hanya sekedar uji laboratorium, pihaknya juga akan melihat terkait bagaimana ijin edarnya. Hasil lab dari BPOM sendiri, paling tidak dapat diketahui satu minggu lagi. (Saw)

Beri komentar :
Share Yuk !