Warga RT 4 Karangklesem Gelar Festival Dolanan Bocah

Cegah Kecanduan Gadget

BERKUMPUL : Puluhan anak- anak di RT 4 RW 3 Karangklesem Purwokerto telah berkumpul sejak pagi di pos ronda, pada Minggu ( 6/6).

PURWOKERTO – Puluhan anak- anak di RT 4 RW 3 Karangklesem Purwokerto telah berkumpul sejak pagi di pos ronda, Minggu (6/6/2021). Mereka terlihat bersemangat dan antusias.

Tidak seperti pada hari Minggu sebelumnya, biasanya anak anak tidak memiliki agenda kumpul bersama. Bahkan lebih banyak yang menghabiskan waktu rebahan di rumah, atau main gawai.

Biasanya sebagian anak anak tersebut memilih berkumpul, di tempat yang terdapat wifi. Setelah itu mereka akan bermain game online. Kebiasaan tersebut dinilai semakin mengkhawatirkan bagi para orang tua.

Apalagi akhir-akhir ini juga banyak pemberitaan terkait dampak buruk bermain gadget secara berlebihan. Selain rawan radiasi dan mengalami ganguan penglihatan, bahkan ada pula yang mengalami kerusakan syaraf, hingga meninggal dunia.

Atas keresahan tersebut, ketua RT bersama warga, akhirnya memutuskan untuk membuat festival dolanan bocah. Kegiatan yang bertemakan “Kurangi kecanduan Gawai dengan mainan Tradisional ” disambut antusias warga dan anak anak.

Setelah sarapan, sejak pagi, anak anak diajak untuk jalan sehat pukul 07.00. Setelah itu mereka diajak menyanyikan lagu-lagu kebangsaan.

Yoga memberikan pertunjukan sulap bagi anak anak

“Mereka kita ajak untuk menyanyikan lagu-lagu kebangsaan agar semakin cinta tanah air. Selain itu ada pula anak anak yang belum hafal, jadi sekaligus agar mereka bisa hafal, ” ungkap Saihun selaku ketua RT.

Setelah itu, anak-anak diajak untuk melakukan beberapa permainan tradisional. Diantaranya permainan telepon dengan kaleng dan benang, membuat replika senjata dengan pelepah pisang, membuat ketapel atau jethink dengan karet untuk anak laki-laki, dan tali dari karet untuk loncat tali.

Anak-anak mengaku senang, bahkan mengaku mendapatkan pengalaman baru. Permainan tradidional dianggap lebih menyenangkan dan membuat lebih akrab. Sebab ada interaksi, kerjasama, hingga saling membantu.

Pada saat permainan membuat replika senjata misalnya, permainan dibuat kelompok. Kemudian anak-anak berkreasi membuat senjata sesuai kehendak masing-masing. Dalam kerja kelompok tersebut, ada yang bertugas memotong, merangkai, hingga memasang untuk menjadi bentuk senjata.

Begitu pula dengan permainan loncat tali. Anak-anak diminta membuat tali, dan menyusul bersama. Setelah itu mereka bermain secara bergantian.

Di sela-sela permainan, mereka juga mendapat pertunjukan sulap dari Yoga Bagus Wicaksana, panitia sekaligus inisiator kegiatan tersebut. Beberapa sulap yang disuguhkan, diantaranya yaiyu palming atau menghilangkan koin dari genggaman, dan sulap eliminasi dengan kekuatan fikiran.

Menurut Yoga, kegiatan permainan tradisional semacam ini sangat bagus bagi anak-anak. selain melatih menambah keakraban, permainan tersebut juga meningkatkan motorik anak.
“Hari ini anak-anak sangat antusias, rencananya ke depan akan dilaksanakan secara rutin. Bahkan nantinya diisi dengan pembacaan dongeng,” ujar Yoga.

Membidik sasaran dengan Juthing, atau ketapel karet

kegiatan tersebut sekaligus sebagai percontohan di wilayah Karangklesem. Ke depan jika ada wilayah lain yang meminta bantuan atau suporting, pihaknya juga siap untuk mendukung dan membantu.

“Bila perlu kegiatan ini menjadi gerakan, artinya ada kepedulian kepada anak-anak dan generasi muda, supaya mereka tidak kecanduan gawai,” terangnya.

Internet memang dibutuhkan dan tidak bisa dielakkan, namun jangan sampai anak anak menjadi kecanduan dan tidak produktif. Dengan festival dolanan tersebut anak anak diharapkan semakin mengenal berbagai pernainan yang ada di tanah air. (saw)

Beri komentar :
Share Yuk !