BANYUMAS- Perhelatan Pilkades serentak di 257 desa seluruh Kabupate Banyumas terbilang sukses. Meski tak dijadikan hari libur, tapi antusiasme warga mengikuti pesta demokrasi level desa tersebut melebihi antusiasme saat Pilpres.
Beragam upaya memang dilakukan agar masyarakat berpartisipasi dalam penyelenggaraan Pilkades serentak tersebut. Salah satunya di Desa Banteran Kecamatan Sumbang. Masyarakat memiliki peluang membawa pulang beberapa hadiah menarik seusai mencoblos.
Hadiah yang disediakan tak tanggung-tanggung. Sebanyak sembilan kambing, satu unit sepeda motor, dan dua sepeda, serta beberapa hadiah lainnya disediakan. Setiap pemilih mendapatkan satu karcis undian yang diundi setelah perhitungan suara selesai.
Salah satu warga Bateran, Siti mengatakan, antusias dengan adanya doorprize yang disediakan untuk pencoblosan kali ini. “Mudah-mudahan bisa dapat salah satu hadiahnya, lumayan kalau kambing bisa dipelihara untuk lebaran haji kalau motor bisa dipakai,” jelas dia.
Di Banteran, tercatat ada 6.466 suara yang terbagi dalam, suara masuk untuk calon Eddi Suheddi sebanyak 4.357 suara serta untuk Supriyati sebanyak 753 suara. Sedangkan surat suara tidak sah sebanyak 356 suara.
Forum Masyarakat Banteran, Narimo Abim mengatakan, partisipasi masyarakat pada Pilkades kali ini sangat tingi. “Sekitar 90 persen dari DPT. Itu melebihi Pilpres ya, ” jelasnya.
Narimo mengatakan doorprize tersebut berasal dari warga yang turut memyumbang secara cuma-cuma. “Ada beberapa donatur. Sebab, disini dari dulu, tradisinya memang banyak warga yang turut serta membantu dalam pemyelenggaraan Pilkades. Ada yang dalam bentuk materi, rokok, bahkan wedangan,” ucapnya. Menurutnya, ada yang bantu sukarela, kambing satu, bahkan dua. Sampai terkumpul sembilan.
Dari Kecamatan Cilongok dilaporkan, sejak jam tujuh pagi, warga desa di wilayah kecamatan sudah ramai memadati lapangan desa masing-masing. Pilkades yang diikuti oleh seluruh desa di kecamatan tersebut disambut antusias warganya. Bahkan di sejumlah desa, pada jam sebelas sudah sulit ditemukan warga yang baru datang menggunakan hak suaranya. Puncak keramain terjadi pada jam delapan hingga sembilan pagi.
Pemerintah Kecamatan, pada sore hari usai rekapitulasi suara menyatakan partisipasi pemilih mencapai 80 persen. Pelaksaan serempak 20 desa membawa iklim positif.
“Akhirnya selesai juga. Semua desa ikut. Data yang saya terima, partisipasi lebih dari 80 persen. Ada juga desa yang sampai 89 persen pemilihnya menggunakan hak suara,” kata Lukman Nazarudin, Camat Cilongok.
Tetap Pantau
Adapun terkait zona merah, yakni di Desa Gununglurah dan Panembangan. Ia mengatakan, hingga perhitungan suara selesai bahkan petahan pun kalah, tetap tidak ada indikasi kuat timbul kericuhan. “Kalau Gununglurah sudah kondusif lebih awal. Panembangan alhmadulilah lancar, tidak ada kericuhan dan potensi konfil paska pemilihan, meski petahana kalah,” kata dia.
Di bagian lain, Pilkades di Tipar Kidul, Kecamatan Ajibarang masih tetap akan diawasi Polres Banyumas. Sebab Pilkades di desa tersebut memang menjadi yang paling potensial muncul konflik di Kecataman Ajibarang. Terdapat empat calon kades, dan tiga diantaranya masih memiliki ikatan persaudaraan. Tidak hanya itu, suasana persaingan juga masih terasa karena sebelumnya ada yang melaporkan ke wuwur ke Panwas.
“Iya, salah satu calon ada yang melaporkan ke Panwas soal wuwur. Itu juga jadi perhatian kami, dalam arti dampak sosial dari persaingan,” kata Supardi, Kapolsek Ajibarang.
Ia mengatakan, setidaknya selama tiga hari kedepan paska Pilkades pihaknya akan memantau penuh desa Tipar Kidul. Sebab menurutnya, Tipar Kidul merupakan wilayah dengan penduduk terbesar di Kecamatan Ajibarang dengan keriuhan Pilkades yang lebih ramai dibanding desa lainnya.
Dilimpahi Anggaran
Terpisah, Kabid Penagihan dan Administrasi Pendapatan Badan Keuangan Daerah (BKD) Banyumas Maryono menuturkan, saat ini desa memang seakan dilimpahi anggaran. Menurutnya, rata-rata setiap desa bisa mendapatkan hampir dari Rp 2 miliar pertahun. “Terbagi dalam beberapa,” katanya.
Dari Dana Desa (DD) saja, minimal Rp 800 Juta, yang mana jumlah tersebut biasanya didapatkan oleh desa yang wilayahya tidak terlalu luas. “Berbeda kalau misal desa yang menyebar penduduknya, DD saja bisa sampai dua miliar. Sebab kalau menyebar lebih banyak infrastruktur yang harus dikerjakan,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, ada Alokasi Dana Desa (ADD). ADD dari Pemda minimal 10 persen dari dana perimbangan pusat. “Ada juga DAK, dan bagi hasil. Untuk penghasilan tetap perangkat desa, setiap desa kurang lebih per tahun bisa Rp 300 Juta,” ungkanya.
Belum lagi, menurutnya, 10 persen dari pajak dan retribusi yang ada di Banyumas akan dikembalikan kepada Desa. Bahkan tiap Desa bisa memeroleh sekitar Rp 60 juta pertahun. “Sehingga saat ini, anggaram desa itu banyak. Kalau bisa dikelola dengan baik itu desanya bisa maju,” tandasnya. (mhd/hkm)