Arsitek Atasan

BEGITU banyak gagasan wali kota yang arsitek ini: Danny Pomanto. Saya lihat baliho di tengah kota: Makassar Menuju Kota Metaverse. Saya belum pernah
mendengar Makassar pernah menjadi smart city. Apakah Makassar akan langsung melompat ke kota metaverse?

Di tengah tanda tanya besar itu saya dapat telepon: diundang makan malam di
rumahnya. Senin malam.
Ternyata Danny serius. Ia sudah menandatangani kerja sama dengan perusahaan
teknologi metaverse terkemuka Indonesia: WIR Group. Yang dipimpin Daniel Surya
itu.
Kelak, kata Danny, semua dinas kota akan dimasukkan ke dalam sistem metaverse.
Pelayanan apa saja tidak perlu bertemu pejabat.
Tahun ini kota metaverse itu dimulai dari satu dulu: Dinas Pariwisata. Dinas ini
dipilih duluan untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat. Pariwisata itu
terkait langsung dengan usaha rakyat: hotel, kuliner, kerajinan, dan UMKM.
Danny juga akan bekerja sama dengan perusahaan penerbangan. Khususnya yang
jurusan Makassar –dari mana saja. Begitu penumpang masuk pesawat diberi VR
–seperti kacamata itu. Selama penerbangan mereka bisa melihat metaverse
Makassar di sektor pariwisata. Semua akan muncul di VR. Hotel mana pun,
makanan apa pun, objek wisata di mana pun. Lengkap dengan avatar
masing-masing. Yang bisa ditanya langsung oleh pemakai VR.
Sebagai uji coba, Danny akan membuat 153 kendaraan listrik isi 12 orang:
meta-pete-pete. Tahun ini juga. Pete-pete listrik itu akan mengelilingi pusat-pusat
wisata, hotel, dan kuliner yang masuk program Makassar Meteverse.
Penumpangnya diberi VR. Bisa melihat semua objek yang diinginkan. Dan bisa
berdialog dengan avatar masing-masing objek.
Sebenarnya Danny sudah menyiapkan itu sejak di masa jabatan pertama:
2014-2019. Selama jadi wali kota periode yang pertama itu Danny sudah masuk ke
pelayanan digital cukup jauh: semua ketua RT ia belikan HP. Agar bisa berjaringan
secara digital.
Ketika itu Danny sudah menerapkan sistem kesehatan digital. Hasil pemeriksaan
dokter, hasil lab dan CT scan penduduk yang sakit dimasukkan ke dalam sistem
digital Makassar. Dokter bisa membacanya di sistem. Lalu memberikan diagnosis:
perlu tindakan apa. Secara digital pula.
Pengadaan HP untuk semua ketua RT itulah yang dipersoalkan. Danny dianggap
curi start: untuk kampanye masa jabatan berikutnya.
Danny juga memasang 1.000 kamera di banyak sudut kota. Dan itu akan ditambah
terus. Terungkapnya jaringan pengebom Kathedral Makassar berkat sistem digital
itu. “Tidak sampai 6 jam, seluruh jaringan pengebom bisa diungkap,” katanya.
Danny ingat betul pagi itu. Ia lagi berangkat ke tempat pernikahan. Lalu menerima
info dari jaringan digital itu. Sebelum 15 menit Danny sudah sampai Kathedral. Ia
melihat sendiri serpihan mayat di sana. Jaringan digital merekamnya. Diketahuilah
ke mana saja si pengebom memutar kendaraan pagi itu. Termasuk mampir mana
saja.
Masih banyak gagasan di periode pertama Danny itu. Misalnya ia akan membangun
twin tower 36 lantai di seberang Pantai Losari. Yakni di sebuah tanah oloran –tanah
baru yang secara perlahan muncul sendiri dari dalam laut. Itu akibat pengendapan
lumpur dari muara sungai yang tertahan arus laut. Ditambah reklamasi. Jadilah
sebuah kawasan strategis untuk pengembangan kota baru: dari Pantai Losari bisa
memandangnya. Hanya sepelemparan batu. Dari lokasi baru itu bisa memandang
Pantai Losari. Yang gemerlap.
Gagasan lain Danny saat itu: membuat pembangkit listrik tenaga sampah. Untuk
mengatasi sampah kota –tanpa APBD maupun APBN. Tidak seperti yang di
Surabaya dan sembilan kota lainnya.
Pantai Losari sendiri akan ia sempurnakan. Danny yang dulu merancang desain
Pantai Losari itu –ketika masih menjadi arsitek profesional lulusan Universitas
Hasanuddin. Ia sering memenangkan lomba desain kawasan. Ia juga ingin ikut
mendesain IKN. Tapi begitu mau mendaftar ia melihat persyaratan: izin praktik
arsiteknya sudah mati. Ia lupa memperbaruinya karena sibuk sebagai wali kota.
Semua gagasan Danny itu kandas. Danny digugurkan sebagai calon incumbent.
Mahkamah Agung menganggap Danny curi start. Padahal ia bisa menang besar
–hasil jajak pendapatnya meyakinkan. Berbagai usaha ia lakukan: gagal. Jadilah
Danny diwakili kotak kosong dalam Pilkada tahun 2019 itu.
Dan kotak kosong itu menang.
Dua pesaingnya gagal, termasuk
Munafri Arifuddin, ipar Ahsa Mahmud pengusaha besar Makassar itu.
Dua tahun berikutnya Makassar pun dipimpin wali kota sementara. Ide-ide Danny
terhenti.
Baru di Pilkada tahun 2021 Danny maju lagi. Yang ia hadapi tiga pasang, termasuk
Sang ipar. Danny menang mudah. Jadilah Danny Wali kota Makassar sampai hari
ini.
Semua yang ia rencanakan di periode pertama pun ia lanjutan sekarang. Twin
Tower, sampah, wajah baru Losari, Metaverse, dan pembenahan lapangan
Karebosi.
Kalau saja tidak terjadi sesuatu, masa jabatan Danny baru akan berakhir tahun 2026.

Baca Juga :

Cukup untuk melaksanakan semua itu.
Masalahnya: akankah Danny terkena aturan Pilkada Serentak tahun 2024?
Danny pasrah. “Saya ikut kehendak Tuhan,” katanya.
Danny itu nama panggilan. Nama aslinya Mohammad Ramdhan Pomanto. Ia punya
putri tiga orang: arsitek, calon arsitek, dan masih SMA.
Sudah dua arsitek yang berhasil memimpin kota: Bu Risma di Surabaya dan Danny
di Makassar. Juga Ridwan Kamil di Bandung –meski keburu jadi Gubernur Jabar.
Kelebihan arsitek adalah: merencanakan secara detail, dengan visi yang utuh dan
tidak mengabaikan hemat biaya.
Hanya kadang arsitek kalah dengan arsitek politik di atasnya. (Dahlan Iskan)

Beri komentar :
Share Yuk !