Bencana Tanah Bergerak Hantui Majingklak

ANAH BERGERAK: BPBD Majenang dan Babinsa Koramil Wanareja melakukan pengecekan lokasi retakan dan pergerakan tanah di Dusun Dukuhtengah RT.02 RW.16 Desa Majingklak, Kecamatan Wanareja.Rabu(10/3).TASLIM INDRA/BANYUMAS EKSPRES

CILACAP – Hujan deras dengan intensitas tinggi musim penghujan kali ini mengakibatkan terjadi retakan dan pergerakan tanah di Dusun Dukuhtengah RT.02 RW.16 Desa Majingklak, Kecamatan Wanareja.Rabu (10/3).
Kepala Desa Majingklak Tarsam mengatakan, pergerakan dan retakan saat ini merupakan kejadian susulan pada September 2019 silam. Lahan yang mengalami retakan merupakan persawahan dan perkebunan rakyat. “Luas dengan tujuh hektar dengan kemiringan 30 – 45 derajat,” katanya.
Sementara itu, panjang retakan pada mahkota terus tambah menjadi sekitar 75 meter dan lebar retakan di mahkota 20 sampai dengan 30 sentimeter dengan kedalaman sekitar 3 sampai dengan 5 meter serta penurunan tanah sekitar 40 sampai dengan 75 sentimeter.
Sedangkan retakan dan pergerakan tanah terletak dibawah pemukiman penduduk sekitar 100 meter dan juga memotong jalan setapak sepanjang sekitar 150 meter. “Area retakan dan pergerakan tanah juga dibawah langsung ke sungai Cilaca,jika terjadi longsor material longsoran masuk sungai berakibat aliran sungai terbendung.” tegas Tarsam saat menemui Forkopimcam Wanareja bersama BPBD dan Pemdes di Desa Majingklak serta relawan melakukan pengecekan lokasi.
Sementara itu Staf Pelaksana Harian BPBD Majenang Muhadi menegaskan mengingat saat ini curah hujan masih tinggi menghimbau masyarakat tidak beraktifitas di area retakan/pergerakan tanah bila sedang turun hujan.
Kepada pemilik persawahan untuk dikeringkan dan melakukan alih fungsi dengan ditanami tanaman darat yakni palawija, tanaman buah, kayu tahun dan lain-lain.
Lebih lanjut dikatakan setelah melakukan pengecekan lokasi dan pendataan akan ditindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan dinas instansi terkait serta melakukan pemantauan perkembangan retakan dan pergerakan tanah tersebut.
“Jumlah Kerugian pada area lahan persawahan perkebunan seluas 7 hektar masih dalam proses penghitungan bantuan yang dibutuhkan selain bibit tanaman untuk alihpungsi juga adanya penelitian dan kajian tanah dari instansi terkait.”Terangnya.(lim)

Beri komentar :
Share Yuk !