Cangkang Kakao Disulap Jadi Bahan Bakar Energi Alternatif

CILACAP- Kelangkaan bahan bakar gas elpiji yang kerap terjadi di masyarakat mendatangkan keprihatinan tersendiri. Untuk mengatasi hal itu, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA) melakukan inovasi dengan memanfaatkan limbah cangkang kakao menjadi biobriket arang sebagai bahan bakar energi alternatif.

“Ini merupakan tantangan bagi kami sebagai akademisi dalam mencari solusi kelangkaan gas elpiji. Demi mendukung program nasional green enerfy, kami memanfaatkan limbah cangkang kakao yang dijadikan biobriket sebagai alternatif bahan bakar energi terbarukan,” ujar Dekan Fakultas Teknologi Industri, Christian Soolany STP MSi, Jumat (18/2/2022).

Christian Soolany menjelaskan, metode pembuatan biobriket arang di bagi menjadi 2 tahap. Pertama, penelitian pendahuluan dengan melakukan pembuatan arang briket yang mutunya sesuai dengan SNI. Bahan baku cangkang kakao di ubah menjadi Arang menggunakan sistem karbonasi agar tidak menjadi abu/bahan sisa bakar. Kemudian dihancurkan dan di rekatkan menggunakan tepung kanji sesuai takaran. Kedua, berupa pembuatan rancangan pengempa arang briket semi mekanis tipe screw, proses pencetakan dengan mesin manual yang sengaja dibuat khusus guna menjadi butiran-butiran biobriket.

Dalam proses uji kandungan kalori Biobriket ini, lanjut dia, UNUGHA bekerja sama dengan pihak Unsoed. Dari hasil uji ini briket pelet arang cangkang kakao menghasilkan nilai kadar air 7.76%, kadar abu 5.12%, uji tekan 15.09 kg/cm2, serta nilai kalor 5459.03 kal/g. “Perlu diketahui, sesuai standar yang ditetapkan, batasan nilai kalor pada jenis bahan bakar alternatif bisa dikatakan dan bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif pada angka 4000 kal,” ungkapnya.

Dia menambahkan, meski mendapat sambutan baik dari masyarakat umum, namun inovasi tersebut memerlukan langkah pendampingan dalam penerapannya. Dikatakan, perlu adanya pengadaan fasilitas pendukung seperti kompor briket dan rentang waktu dalam penggunaan inovasi tersebut.

“Upaya dalam pengembangan inovasi ini kami sedang menempuh Hak Paten. Semoga Sinergitas Pentahelix (Akademisi/kampus, Masyarakat, Pemerintah, Pelaku Usaha dan Media) dapat terwujud kedepannya, guna menuju peradaban yang gemilang dimasa mendatang,” imbuhnya. (Ryan/Irfan)

Beri komentar :
Share Yuk !