Petani Dayeuhluhur Gelar Tradisi Ngabeungkat Dawuan

BERSIHKAN IRIGASI:Tradisi dan adat Ngabeungkat Dawuan di Dusun Cikondang Desa Datar Kecamatan Dayeuhluhur pemotongan kambing hitam,doa bersama dan makan bersama .Kamis (11/2)TASLIM INDRA/BANYUMAS EKSPRES.

CILACAP– Ada tradisi yang harus dijalani petani di Dusun Singaraja, Desa Datar Kecamatan Dayeuhluhur sebelum musim tanam tiba. Ya, petani menggelar tradisi Ngabeungkat Dawuan, Kamis(12/2).

Dawuan adalah hulu bendungan saluran irigasi untuk mengairi persawahan. Sementara Ngabeungkat Dawuan artinya memperbaiki dan membersihkan saluran irigasi dan bendungan yang dilakukan oleh masyarakat petani penggarap sawah.

Selanjutnya, para petani berdoa bersama memohon kepada sang pencipta agar air yang mengalir lancar dan membawa berkah bagi seluruh petani penggarap sawah.Pada prosesi Ngabengkat Dawuan kali ini dilaksanakan di hulu Bendungan Persawahan, Dusun Cikondang. Acara dipimpin langsung seorang juru kunci yang merupakan tokoh adat setempat.

Hadir dalam acara itu kepala desa dan perangat desa Datar, Mantri PSDA, Kepala Dusun, tokoh adat dan warga penggarap sawah.

Prosesi Ngabengkat Dawuan ditandai dengan pemotongan seekor kambing berbulu hitam oleh penggarap sawah. Sebagian dagingnya dimasak dan dimakan bersama.

Sebagian lagi bagian seperti kepala, kulit, kaki, jeroan hingga darahnya dikubur dalam satu lobang di hulu Bendungan Ciburial bersama aneka ragam khas sesaji.

Kepala Desa Datar Darsah mengungkapkan, tradisi Ngabeungkat Dawuan merupakan suatu adat tradisi masyarakat sunda di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap yang dilakukan sekelompok masyarakat yang memiliki lahan pesawahan.

Tradisi tersebut sudah berlangsung lama secara turun-temurun dilakukan sejak nenek moyang hingga sekarang dan merupakan budaya kearifan lokal yang diwarisankan para leluhur agar masyarakat selalu mengedepankan pola hidup gotong-royong.

“Selain ikut menjaga dan memelihara infrastruktur pengairan agar tidak mampet dan tidak cepat rusak juga sebagai wujud kebersamaan dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Sementara itu tokoh adat sekaligus pegiat Budaya Dayeuhluhur, Ceceng Rusmana kepada Banyumas Ekspres mengatakan, Ngabeungkat Dawuan menurut sejarahnya telah berlangsung sejak era Raja Sunda Susuktunggal yang dahulu wilayah kekuasaannya sampai ke wilayah Dayaluhur (Dayeuhluhur).

Pada era tersebut masyarakat Dayaluhur diajari bersawah di pegunungan. Hingga sekarang tradisi tersebut masih terjaga dan dilaksanakan di setiap bendungan-bendungan irigasi di desa-desa pegunungan terutama di wilayah Kecamatan Dayeuhluhur.

“Tata cara dari tradisi adat Ngabeungkat Dawuan itu sendiri merupakan suatu budaya yang khas asli wilayah Dayeuhluhur dan kemungkinan tidak dilaksanakan di daerah yang lain,selalu dilaksanakan di setiap akan musim tanam diarea sawah dan dihulu aliran selokan yang mengairi sawah.” ujar Ceceng. (lim/acd).

Beri komentar :
Share Yuk !