Warga Dayeuhluhur Pulang Kampung jadi Buruh Tani

DAYEUHLUHUR-Datangnya panen raya sangat dinantikan terlebih di tengah pandemi Covid-19 yang sangat berdampak terhadap kehidupan warga termasuk petani.

Panen raya yang biasa disebut anteban oleh warga Dayeuhluhur dimanfaatkan masyarakat yang baru kembali dari kota-kota besar, menjadi buruh. Biasa disebut buruh ngajayak (kuli panggul dari tempat panen ke tepi jalan) dan buruh gacong (jasa potong padi di sawah).

Kepala Desa Panulisan, Koko Waskono mengatakan, panen raya merupakan berkah masyarakat di 14 Desa di Wilayah Kecamatan Dayeuhluhur.

“Bagi warga kami ini anteban kali ini tidak hanya sebagai berkah tapi juga ada hikmahnya dibalik musibah covid 19 ini, oleh karena itu kami tetap mengingatkan kepada mereka agar selalu memakai masker dan menjaga jarak dengan yang lainnya,” ungkapnya, Jumat (1/5).

Agus Ogut (27) Warga Dusun Manggasari Desa Panulisan saat dikonfirmasi Banyumas Ekspres mengaku, dirinya sangat senang dan menanti masa panen. Sehingga dia dan warga lainnya yang merantau bekerja di Jakarta sengaja pulang untuk menjadi buruh.

Biasanya dia bekerja sebagai buruh ngajayak secara berkelompok tiga sampai lima orang, hasil dan upah yang didapat dikumpulkan kemudian dibagi rata.

“Alhamdulilah penghasilan kami perhari mencapai 50 sampai 70 kilogram, padi yang kami dapat sebagian kami jual dan sebagian lagi buat bekal makan sehari-hari,” pungkasnya. (lim)

Beri komentar :
Share Yuk !