Amerika Serikat Resmikan Angkatan Bersenjata Luar Angkasa

AMERIKA – Buku daras tentang kemiliteran tampaknya harus mengalami revisi. Angkatan bersenjata kini tak lagi hanya tiga matra: angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi membentuk satu angkatan di matra yang berbeda: angkatan luar angkasa (space force) kemarin (21/12).  Peluncuran itu dilakukan bersamaan dengan penandatanganan anggaran militer negara tersebut.

Militer mendapat anggaran sebesar USD 738 miliar (Rp 10 kuadriliun). Sementara, angkatan luar angkasa kebagian anggaran USD 40 juta (Rp 558 miliar). Menurut Sekretaris Angkatan Udara AS Barbara Barrett, matra baru itu akan diawaki sekitar 16 ribu personel gabungan dari angkatan udara dan warga sipil.

Sebelumnya AS sudah mempunyai divisi militer khusus yang menangani luar angkasa. Namanya US Space Command (SpaceCom). Divisi tersebut bekerja di bawah

Angkatan Udara AS, dikomandoi Jenderal Jay Raymond. Dengan catatan kerja itu, sudah bisa ditebak, Raymond diangkat sebagai kepala staf Angkatan Luar Angkasa AS.

Berbicara di pangkalan militer Joint Base Andrews, Maryland, Donald Trump menyebut luar angkasa sebagai arena pertempuran baru di dunia. ”Mengingat besarnya ancaman yang bisa dilakukan dari ruang angkasa, superioritas (di luar angkasa, Red) menjadi sangat vital bagi kami,” ujar presiden yang baru saja di-impeachment DPR AS tersebut sebagaimana dikutip Jawapos dari BBC.

Trump mengatakan, negaranya masih unggul dalam lomba persenjataan di luar angkasa. ”Tapi, keunggulan kami tipis. Angkatan luar angkasa ini yang akan membuat kami unggul banyak. Militer di matra baru ini akan membuat kami punya kontrol dari tempat tinggi,” katanya yakin.

Konsep Angkatan Luar Angkasa AS ini tidak berarti menempatkan tentara di orbit. Tapi menyediakan personel yang bertugas mengamankan aset luar angkasa AS. Di antaranya adalah ratusan satelit yang digunakan untuk komunikasi maupun satelit mata-mata. Kebutuhan tersebut dirasa mendesak setelah Rusia dan Tiongkok juga agresif mengejar ketertinggalannya di matra baru militer itu.

Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan bahwa dua negara tersebut kini sudah punya senjata laser dan rudal yang bisa menghancurkan satelit luar angkasa.

”Lingkungan luar angkasa sudah berubah jauh dalam beberapa waktu terakhir. Dari ruang damai dan tak ada konflik, kini sudah sesak dan berbahaya,” ucapnya.

Rusia sudah mengantisipasi langkah AS tersebut. Awal Desember Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa ekspansi AS di luar angkasa menjadi ancaman serius. Dia menegaskan bahwa negaranya akan merespons segera ekspansi itu. ”Niat militer AS untuk menjadikan luar angkasa sebagai teater militer sangat membahayakan. Mereka berencana melakukan operasi-operasi militer dari luar angkasa,” tandasnya.

Menurut pakar keamanan Royal United Services Institute (RUSI) Alexandra Stickings, luar angkasa sudah menjadi ajang perlombaan militer sejak 1960-an. Yang paling sederhana contohnya adalah teknologi GPS. Teknologi penentu lokasi itu ditemukan militer AS dan kemudian diperbolehkan untuk penggunaan sipil.

”Sepanjang perang dingin, luar angkasa sebenarnya sudah menjadi wahana mata-mata satu sama lain,” ungkapnya. (jawapos)

Beri komentar :
Share Yuk !