Mengasah Perilaku Asertif Siswa menggunakan BidaK

PADA dasarnya manusia merupakan makhluk sosial. Ia membutuhkan individu lain untuk bekerja sama. Sebab, pada prinsipnya manusia tidak bisa hidup sendiri. Antara manusia satu dengan lainnya akan terjadi interaksi dan komunikasi. Interaksi antar manusia akan memunculkan adanya komunikasi.

Interaksi yang intens akan memunculkan perilaku khas yang mencerminkan karakter individu tersebut. Perilaku sosial manusia jika didasarkan pada pola komunikasi dengan orang lain dibagi menjadi agresif, assertif dan pasif.

Perilaku agresif seseorang akan cenderung mempertahankan sikap dan pendapat tanpa mempedulikan orang lain, serta menginginkan hasil akhirnya sebagai pemenang dari komunikasi yang terjadi. Selanjutnya perilaku pasif membuat seseorang akan cenderung menghindari konflik atau konfrontasi dengan lawan bicara, demi menjaga suasana damai dan tenang.

Sedangkan perilaku asertif ini merupakan perilaku manusia efektif. Seseorang yang asertif tidak akan mengorbankan orang lain demi kepentingan pribadi. Begitu pula sebaliknya, ia tidak semena-mena menahan diri dari intervensi orang lain. Seseorang tersebut akan mengajak lawan bicara untuk menemukan kemenangan bersama
Guru sebagai pendidik yang berinteraksi dengan siswa di kelas pasti menjumpai perilaku tersebut pada siswa.

Siswa yang agresif biasanya dominan di kelas dan terkadang meyakiti siswa lain baik secara verbal maupun secara fisik. Ada juga siswa yang pasif yang tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan acuh tak acuh terhadap teman maupun lingkungan sekitar. Yang menarik adalah siswa asertif.

Ia mampu menyatakan pendapat atau idenya tanpa harus menyinggung perasaan temannya dan cenderung tahan terhadap hinaan yang dilontarkan temannya.
Freddy Rangkuti, seorang pakar manajemen berpendapat perilaku asertif merupakan perilaku interpersonal yang jujur, terbuka dan langsung.

Pakar L. Adam dan E. Lenz menyatakan bahwa perilaku asertif berarti seseorang mengerti apa yang dibutuhkan dirinya dan berusaha untuk memenuhinya tanpa merugikan orang lain serta tetap menghormati orang lain. Ia akan mampu menyampaikan ide dan pendapatnya dengan percaya diri di depan orang lain secara sungguh-sungguh.

Pada umumnya, siswa yang berperilaku asertif mempunyai ciri-ciri bisa bergaul dengan siswa yang lain secara wajar, berani menyatakan pendapat dan mengutarakan ide dan keinginannya. Jika berkonflik dengan temannya, ia bisa menyelesaikan dengan kemenangan bersama atau win-win solution. Di samping itu, siswa asertif mampu mempertahankan pendapatnya tanpa menyinggung orang lain. Siswa kategori perilaku ini sangat respek terhadap temannya dan tidak sungkan untuk membantu dan meminta bantuan kepada siswa yang lain.

Perilaku asertif ini bisa diasah dan dipupuk melalui model pembelajaran kooperatif tipe BIdaK. BIdaK merupakan akronim dari Bimbingan Individual dalam Kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe BIdaK ini biasa dikenal oleh praktisi pendidikan dengan sebutan model cooperative learning tipe Team Assested Individualization.

Model pembelajaran ini diawali dengan memberikan tugas untuk mengkaji materi pelajaran. Setelah itu, guru memberikan kuis individual kepada siswa. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi kelompok kecil dengan komposisi yang heterogen. Masing-masing kelompok mendiskusikan materi pelajaran yang telah diberikan di awal pelajaran oleh guru dan membuat rangkuman catatan hal-hal penting yang berkaitan materi yang dibahas.

Setelah melalui proses tersebut, guru memberikan tes individual lagi. Guru memberikan penghargaan atau reward kepada kelompok yang mengalami peningkatan prestasi belajarnya.

Model pembelajaran kooperatif tipe BIdaK ini bisa diterapkan pada tema 7. Kepemimpinan subtema 3. Ayo, Memimpin di kelas 6 SD. Penerapan model pembelajaran ini memberikan dampak positif terhadap perilaku siswa. Siswa yang agresif menjadi lebih mudah dikondisikan guru karena energinya tersalurkan untuk menyelesaikan tugas dan menjadi lebih toleran terhadap teman sekelas terutama teman yang menjadi satu tim.

Siswa yang pasif kelihatan lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran karena merasa dilibatkan dan dihargai. Siswa asertif menjadi penyeimbang dalam jalannya pembelajaran.

Dampak positif dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe BIdaK ini mengasah perilaku asertif dari siswa. Karena siswa berpontensi menjadi agresif, pasif maupun asertif, tergantung perilaku mana yang lebih dominan. Proses mengasah perilaku yang baik memang tidak bisa instan dan membutuhkan proses yang lama. Sebagai guru sudah selayaknya kita mencoba menerapkan model pembelajaran yang memberikan dampak positif terhadap siswa.

NUR HIDAYATI, S.Pd.SD.

Guru SD Negeri 3 Jalatunda,
Korwilcam Dindikpora Mandiraja,
Dindikpora Kab. Banjarnegara.

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar