Cerita Unik, Wali Songo Mengislamkan Budaya Wayang dari Cerita Syirik oleh Buya Yahya

JAKARTA- Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Cirebon, Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya mengomentari wayang yang disebut dilarang dalam Islam.

Buya yahya adalah seorang penceramah yang mulai menjadi perbincangan oleh warga net mengenai pandangan wayang dalam Islam.Pada awal masuknya Islam di Indonesia, seni wayang sangat kental sekali dengan cerita kesyirikan.

Meskipun demikian, wayang tetap menjadi sorotan pada awal kemunculanya dan sangat digemari masyarakat Indonesia. Cerita yang disuguhkan masih mengandung cerita syirik.”Kisah Wayang itu diambil dari kisah Hindu-Budha. Yaitu cerita Ramayana, dan sebagainya, di situ juga ada Dewa. La sementara itu kan Dewa (dianggap) Tuhan kecuali Allah,” jelas Buya Yahya yang dilansir dari chanel YouTube Al-Bahjaj TV,Rabu (16/2).
“para ulama dalam hal ini Para Wali Songo yang datang ke tanah Jawa dan menyiarkan agama Islam, mereka menggunakan media Wayang sebagai alat untuk berdakwah,” lanjutnya.

Cerita-cerita yang ada dalam perWayangan dibungkus rapih oleh para ulama, agar dalam pandangan dunia pewayangan ini bisa dapat dirubah. Yang mana kemudian ditambahkan tokoh Wayang baru. Nama tokoh ini Punakawan, yang mana tidak ada dalam cerita sebelumnya.

“Jadi dalam Tokoh Punakawan ini sebagai manusia. Jadi Kalau Dewa ribut tanya ke manusia (Punakawan). Kan aneh ya?, masa Tuhan tanya ke manusia,” papar Buya Yahya.
Masih dikatakan Buya, didalam Islam patung adalah sesuatu yang haram. Maka dari itu ulama sepakat bahwasanya wayang itu bukan patung. Jadi patung yang diharamkan adalah sesuatu yang utuh serta berbentuk makhluk yang bernyawa.


Sementara itu Wayang tidak utuh. Melainkan dia berbentuk patung tetapi dipenyet.
“Dalam hal Bentuk saja sudah berbeda,ketika sedang diskusi dengan ulama, patung adalah haram, makanya (Wayang) mereka penyet. Jadi menjadi tipis. Bukan bentuk berjasad,” katanya.

Sehingga Buya Yahya menyebutkan bahwa, Wayang itu tidak haram. Karena tidak berbentuk patung. “Makanya mengharuskan Wayang, ya Wayang kulit ini, bukan Wayang kulit yang lainnya,” tuturnya. (fin/zul)

Beri komentar :
Share Yuk !