Diskusi Pengelolaan SDA Sungai Serayu Bogowonto Bahas Alih Fungsi Lahan Daerah Resapan Air di Hulu, Sedimentasi dan Banjir

YOGYAKARTA – Permasalahan sedimentasi dan banjir menjadi topik hangat dalam diskusi yang diadakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Yogyakarta (BBWS SO Yogyakarta) pada hari Selasa, 27 Juni 2023.

Diskusi tersebut merupakan bagian dari pekerjaan review dokumen rencana pengelolaan sumber daya air wilayah sungai Serayu Bogowonto. Acara tersebut diikuti oleh 73 peserta melalui Zoom meeting, termasuk stakeholder perwakilan pemerintah pusat, BUMN, BUMD, dinas terkait di Provinsi Jawa Tengah, serta perwakilan dari kabupaten Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya air.

Diskusi ini diawali dengan paparan dari penyedia jasa Tri Budi dari PT Darma Dedama Cipta Consultants yang bekerja sama dengan PT Satria Karsa Mudatama. Dalam paparannya, Tri Budi menekankan pentingnya implementasi konservasi, pendayagunaan, pengendalian daya rusak air, sistem informasi, serta pemberdayaan dan peningkatan peran stakeholder dalam pengelolaan sumber daya air. Perubahan kondisi lingkungan, seperti erosi, sedimentasi, dan banjir di beberapa daerah aliran sungai, serta perubahan kebijakan PSDA nasional dan regional, tata ruang wilayah, dan skenario pengelolaan sumber daya air menjadi perhatian utama dalam diskusi tersebut.

Tri Budi juga menjelaskan tentang rencana transfer air baku lintas wilayah sungai dari DAS Bogowonto ke DAS Progo sebesar 700 liter/detik, serta transfer air dari mata air Lambeyan DAS Serayu di kabupaten Banyumas ke kabupaten Pemalang sebesar 20 liter/detik. Review kebutuhan dan ketersediaan air baku, irigasi, dan industri akan disesuaikan dengan kondisi eksisting serta capaian pelaksanaan RPSDA di wilayah sungai Serayu Bogowonto. Namun, adanya banjir di beberapa DAS, seperti Ijo Tipar, Telomoyo, Luk ulo, Donan, Serayu, Cokroyasan, Wawar, dan Bogowonto, memerlukan upaya yang lebih strategis dan implementatif, terutama dalam menghadapi perubahan iklim, kerusakan alam, alih fungsi lahan, degradasi, dan erosi yang tinggi di daerah hulu, yang mengakibatkan pendangkalan serius di Waduk Mrica.

Alamsyah Andriptoni, kepala bagian produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawijaya kabupaten Cilacap, menyampaikan bahwa sejak peristiwa flushing DDC PLTA Indonesia Power pada bulan April 2022, mereka harus rutin melakukan pembersihan dan pengerukan lumpur pada intake irigasi PDAM Kesugihan Cilacap setiap 6 bulan sekali. Sebelumnya, pembersihan tersebut dilakukan hanya setiap 3 tahun sekali. Hal ini menimbulkan peningkatan biaya operasional pengolahan air guna meningkatkan kualitas air bagi pelanggan. Bahkan, hanya dengan adanya hujan kecil, kekeruhan air dapat mencapai batas 3.000 NTU dan berlangsung lebih dari 48 jam di saluran irigasi.

Suwahyo, ketua IP3A Tirta Lestari DI Banjar Cahyana Banjarnegara, Ikhsan Purworejo, dan Eddy Wahono, ketua Forum Rembug Masyarakat Pengelolaan Sumber Daya Air Serayu Hilir, juga mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap alih fungsi lahan daerah resapan di semua daerah aliran sungai. Menurut mereka, alih fungsi lahan tersebut menjadi penyebab utama terjadinya banjir, erosi, dan tingginya tingkat sedimentasi di daerah hilir. Hal ini berdampak pada manfaat bangunan sungai, terutama bendungan, pendayagunaan sumber daya air, dan pencegahan kerusakan daya air. Kerusakan konservasi menyebabkan sungai Serayu tidak lagi memiliki kejernihan seperti sebelumnya.

Dalam diskusi tersebut, para peserta sepakat bahwa perlu adanya langkah-langkah strategis dan implementatif dalam mengatasi permasalahan sedimentasi, banjir, dan alih fungsi lahan di hulu sungai Serayu. Diperlukan kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan semua pihak terkait untuk menyusun rencana pengelolaan sumber daya air yang komprehensif dan berkelanjutan.

Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Yogyakarta (BBWS SO Yogyakarta) akan terus memantau dan mendukung implementasi Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air wilayah sungai Serayu Bogowonto. Diharapkan dengan kerja sama yang solid dan tindakan yang tepat, masalah sedimentasi, banjir, dan alih fungsi lahan dapat teratasi, sehingga sumber daya air sungai Serayu dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.

Beri komentar :
Share Yuk !