Konten Berkualitas dan Model Bisnis yang Tepat Jadi Syarat Keberlanjutan Bisnis Media Digital

JAKARTA – Media digital tengah menghadapi tantangan yang beragam, namun dengan langkah-langkah terobosan yang tepat, mereka dapat tetap bertahan dan tumbuh secara sehat. Salah satu kunci keberhasilan adalah menciptakan keseimbangan antara struktur dan kultur dalam perusahaan, sambil menyajikan konten berkualitas tinggi dan menerapkan model bisnis yang tepat. Pendekatan ini diyakini akan mendorong pertumbuhan bisnis media yang berkelanjutan.

Wahyu Dhyatmika, CEO Tempo Digital, berbagi wawasan penting dalam acara Pelatihan Online Training on Media Management, Business Development and Sustainability yang diselenggarakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dengan dukungan dari Internews dan USAID MEDIA pada Kamis, 11 Mei 2023.

Dalam kesempatan tersebut, Dhyatmika menyoroti beberapa hal krusial dalam pengelolaan media online. Mulai dari membangun struktur dan kultur perusahaan yang kuat, mengartikulasikan visi dan misi secara jelas, hingga menciptakan konten berkualitas tinggi dan menerapkan model bisnis yang sesuai.

Salah satu kunci penting dalam model bisnis yang sukses adalah mengenali segmen target dan menyajikan produk informasi yang dibutuhkan oleh klien. Meningkatkan lalu lintas pengunjung dengan konten yang berkualitas tinggi adalah tujuan yang perlu dicapai.

Saat semua orang dapat dengan mudah mempublikasikan konten, tantangan terbesar saat ini adalah menjaga kualitas. Oleh karena itu, fokus pada peningkatan kualitas konten menjadi krusial untuk menjaga keberlanjutan media. Membangun jurnalisme yang sehat dengan konten berkualitas tinggi harus menjadi prioritas utama.

Selain itu, penting untuk menjaga keselarasan antara konten yang disajikan dengan strategi bisnis dan model yang diusung. Pendekatan berbasis pada audience center dalam pengembangan konten menjadi hal yang harus diutamakan. Pertimbangkan apa yang perlu dijaga dan dikedepankan saat membuat konten yang menarik.

Selain aspek konten, Dhyatmika juga menyoroti pentingnya struktur dan kultur dalam organisasi media. Bukan hanya tentang bagaimana struktur organisasi dibentuk, tetapi juga tentang nilai-nilai yang menjadi pondasi budaya perusahaan. Seringkali, nilai dan visi organisasi kurang dipahami oleh individu di dalam lembaga. Oleh karena itu, penting untuk membangun budaya yang solid di sekitar nilai-nilai yang diinginkan. Misalnya, Tempo ingin setiap anggota tim memahami dan menganut tiga nilai inti: kepercayaan, kemerdekaan, dan profesionalisme. Nilai-nilai ini harus menjadi bagian dari budaya yang ada.

Selanjutnya, bisnis media perlu memiliki struktur yang efektif untuk berhasil menghadapi kondisi persaingan yang ketat. Media digital tidak hanya tentang memindahkan teks dan gambar ke platform online, tetapi juga tentang menyajikan informasi baru dan inovatif. Kolaborasi, transparansi, dan kehadiran dalam berbagai platform menjadi kunci kesuksesan.

Agar dipercaya oleh pembaca, penting untuk menampilkan informasi terukur seperti jumlah pembaca dan interaksi dengan audiens. Menghadirkan konten dalam berbagai format, seperti podcast, audio, teks, dan foto, dengan kombinasi yang menarik, akan memberikan pengalaman yang lebih beragam. Selain itu, tidak hanya bergantung pada format tradisional, tetapi juga menciptakan interaksi baru yang menjadi keunikan tersendiri.

Dalam menjalankan bisnis media digital, tidak cukup hanya mengandalkan satu platform saja. Penting untuk menjadi platform-driven dan adaptif, sehingga pembaca tidak terbatas pada satu pilihan platform. Tantangan yang dihadapi adalah tetap relevan dengan tren seperti TikTok, Instagram, Facebook, dan sebagainya. Bagaimana menghasilkan pendapatan dari liputan yang ditawarkan serta mempertimbangkan siapa yang menjadi gatekeeper dalam produksi informasi.

Kolaborasi yang menguntungkan antara media juga perlu dipertimbangkan dengan biaya yang terkontrol. Inovasi dalam format liputan juga menjadi hal penting, dengan tujuan memberikan pengalaman yang lebih baik kepada audiens. Konvergensi newsroom menjadi tantangan yang perlu diatasi, dengan menyiapkan manajer produk untuk mengembangkan konsep produk baru. Mungkin perlu menciptakan posisi khusus atau menugaskan seseorang yang bertanggung jawab dalam hal tersebut.

Desain model bisnis juga harus melalui tahap uji coba dan eksekusi sebelum meluncurkan produk baru. Menetapkan segmen yang dilayani dan memahami kebutuhan mereka adalah langkah penting dalam menjaga adaptabilitas. Misi utama adalah melayani segmen yang telah dipilih. Ada kesamaan yang harus ada antara model bisnis yang dijalankan dan konten yang disajikan. Diferensiasi dan keunikan menjadi faktor penting, yaitu apa yang membedakan media tersebut dan siapa target audiensnya.

Tempo sebagai contoh, memiliki dua model bisnis, yaitu impresi dan langganan (subscribe). Beberapa artikel dibagi menjadi beberapa halaman, dan untuk liputan investigasi, pembaca harus membayar untuk mengakses halaman tersebut. Hal ini telah membuktikan peningkatan pendapatan dari pelanggan, terutama ketika menawarkan investigasi yang menarik. Keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh jumlah pelanggan yang berhasil didapatkan, tetapi juga dalam mempertahankan mereka sebagai langganan jangka panjang, misalnya dengan menawarkan paket berlangganan selama 3 bulan atau 6 bulan.

Konten berkualitas tidak selalu harus ditafsirkan dari satu aspek saja. Ada indikator-indikator yang perlu diperhatikan, seperti fakta yang akurat, wawancara yang mendalam, dan kepatuhan terhadap kode etik jurnalistik. Dengan menggabungkan elemen-elemen ini, media digital dapat menciptakan konten yang menarik dan bermutu tinggi.

Dalam era media digital yang terus berkembang, kunci keberhasilan bisnis adalah inovasi, adaptif.

Beri komentar :
Share Yuk !