Mulai 1 Januari 2023, Berikut Jenis BBM Pertamina Disuntik Mati Pemerintah

JAKARTA–Mulai 1 Januari 2023 mendatang, Pemerintah memutuskan jenis BBM Pertamina disuntik mati melalui ESDM .

Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022, tentang jenis BBM Pertamina disuntik mati 2022 ini juga sekaligus merupakan perubahan atas keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 62. K/12/MEM/2020.

Pengaturan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis jenis Bensin dan Solar yang disalurkan melalui stasiun pengisian BBM nelayan dimuat oleh keputusan tersebut.

Jadi, berdasarkan standar dan mutu (spesiflkasi) bahan bakar minyak jenis bensin atau gasoline RON 88 yang dipasarkan di dalam negeri telah dinyatakan tidak berlaku terhitung mulai tanggal 1 Januari 2023.

Sehingga makan BBM yang paling rendah nantinya yang akan dijual di Tanah Air adalah BBM dengan RON 90 atau Pertalite.

Sedangkan BBM ron 88 adalah premium sudah tidak dijual lagi.

Dalam aturan tersebut juga disebutkan, nantinya BBM solar yang akan beredar hanya dengan spesifikasi dengan angka setana atau CN 51.

Solar CN 51 adalah solar Dexlite yang merupakan BBM solar dengan kualitas dibawah Pertamina Dex merupakan CN 53.

Selain itu nantinya CN 51 dan jenis minyak solar mumi dengan campuran biodiesel (B-30) batasan kandungan sulfur maksimum 0,005 persen.

Nantinya BBM solar yang akan dijual adalah dengan solar standar CN 51 mulai dari kilang, depot, hingga stasiun pengisian bahan bakar umum dengan penetapan harga berdasarkan acuan harga mean ofplatts Singapore atau argus untuk bahan bakar minyak jenis minyak solar CN 5.

Sedangkan untuk memberikan harga yang sama antara satu daerah dengan lainnya pihak Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga telah meluncurkan program BBM Satu Harga.

Alfian Nasution selaku Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial and Trading PT Pertamina menjelaskan bahwa harga BBM di wilayah yang akan direfisi terkait dengan program BBM Satu Harga akan segera terealisasi.

Dalam mendukung BBM Satu Harga, Pertamina telah menyiapkan sebanyak 402 titik lembaga penyalur BBM Satu Harga sudah resmi beroperasi di 125 kabupaten dan 81 diantaranya adalah lembaga penyalur yang baru.

Saat ini terdapat 54 Kabupaten yang termasuk dalam wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) sudah dilayani oleh lembaga penyalur BBM Satu Harga Pertamina.

“BBM Satu Harga Pertamina ini merupakan komitmen Pertamina dalam menjamin ketersediaan energi yang terjangkau di seluruh wilayah Indonesia,” terang Alfian.

Tak tanggung-tanggung dalam merealisasikan harga BBM Satu Harga tersebut pihak BPH Migas meresmikan lembaga penyalur BBM Satu Harga di 3 wilayah secara serentak, yakni Nias Selatan, Sambas, dan Hulu Sungai Selatan.

Penyebaran titik BBM Satu Harga ini difokuskan pada wilayah-wilayah diluar Jawa, Madura, dan Bali, atau wilayah yang memerlukan akses energi.

Hal tersebut dikarenakan wilayah ini mempunyai tantangan yang besar dalam proses distribusinya apalagi yang masuk ke wilayah 3T. (disway.id)

Beri komentar :
Share Yuk !