JABAR – Lima hari telah berlalu sejak terjadi gempa berkekuatan 6,4 SR. Kampung Barukaso, Sukamulya, Cugenang Kabupaten Cianjur menjadi lokasi yang terdampak gempa paling parah.
Lokasi ini menjadi prioritas para relawan MDMC (Muhammadiyah Disaster Manajemen Centre) dan LAZISMU Jawa Tengah untuk dilakukan respon terhadap para korban.
Pada Jumat (25/11/22) para relawan MDMC mendirikan pos layanan. Lokasi yang berada di kaki Gunung Gede Pangrango ini mempunyai medan yang sulit sehingga keberadaan mobil rescue KOKAM Jateng yang berjenis 4×4 sangat membantu dalam mobilitas.
Koordinator Lapangan Tim MDMC Jawa Tengah untuk Respon Gempa Cianjur Donny Halim Mutiasa menerangkan layanan yang berikan kepada para korban diantaranya pendirian hunian darurat, layanan kesehatan, pembersihan puing rumah. “Jika memungkinkan rencananya akan kita inisiasi layanan pendidikan darurat bagi anak – anak korban ini,” terangnya.
Dirinya menambahkan pada waktu gempa kemarin dikampung ini terdapat lima korban meninggal dunia. “Salah satu korban adalah anak gadis yg baru bisa di evakuasi setelah tertimbun reruntuhan puing selama 3 hari” ujar pemuda asal Weleri Kendal ini. Dirinya menjelaskan hampir semua rumah dikampung ini rusak berat, dan tidak layak huni. “Maka dari itu, kami Relawan Muhamadiyah dari Jateng berinisiatif untuk memberikan layanan hunian dan pos layanan terpadu” jelasnya.
Hunian darurat yang akan didirikan berbasis keluarga. Hal ini sebagai upaya tetap memberikan privasi bagi para penyintas. “Jadi nanti satu keluarga akan menempati satu rumah atau hunian darurat. Supaya para penyintas tetap memiliki privasi” ungkapnya
Diketahui bahwa selama mengungsi para penyintas tinggal di tenda-tenda seadanya yang dihuni oleh lima sampai sepuluh keluarga dalam satu tenda. “Dengan kondisi cuaca yang masih sering hujan dan dingin karena di kaki gunung, maka warga merasakan tidak nyaman bahkan beberapa sudah ada yang mengalami demam,” ujar Donny (rls)
